Perantau pulang kampung ke Pasaman Barat makin tak terbendung, capai ribuan orang saat pandemi COVID-19 (Video)

id Pengawasan perbatasan,pengawasan perbatasan pasaman barat,perbatasan pasaman barat,antisipasi covid-19,Perantau pulang kampung ke Pasaman Barat,berita

Perantau pulang kampung ke Pasaman Barat makin tak terbendung, capai ribuan orang saat pandemi COVID-19 (Video)

Petugas gugus tugas percepatan penanganan COVID-19 Pasaman Barat saat memeriksa suhu tubuh warga di posko perbatasan menuju daerah itu, Kamis.

Simpang Empat, (ANTARA) - Kedatangan perantau pulang kampung ke Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat (Sumbar) semakin tidak terbendung, mencapai ribuan orang meski ada larangan terkait merebaknya Corona Virus Disease (COVID-19).

"Kita tidak bisa menghambat warga yang pulang kampung. Namun pengawasan kita perketat di daerah perbatasan dan dilakukan cek kesehatan," kata Koordinator Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Pasaman Barat, Edi Busti di Simpang Empat, Kamis.

Menurutnya berdasarkan data yang direkap petugas hingga 28 Maret lalu sejak posko perbatasan dibuka 21 maret perantau yang datang dari pulau Jawa mencapai 193 orang, dari daerah yang tersebar di Indonesia mencapai 2.046 orang, dari luar negeri 23 orang dan pelaku perjalanan mencapai 2.069.

"Itu belum masuk data empat hari terakhir karena datanya masing-masing kita catat dan belum direkap petugas," katanya.

Ia mengatakan untuk mengantisipasinya pihaknya membuat posko perbatasan di tiga titik lokasi yakni di Kinali, Ranah Batahan dan Talamau.

Setiap warga yang masuk ke Pasaman Barat disetop dan diperiksa suhu tubuhnya dan disemprotkan disinfektan.

"Masing-masing orang didata dan dicatat alamat dan nomor teleponnya. Jika suhu tubuhnya tinggi dan mempunyai riwayat perjalanan dari daerah pendemi maka akan dipantau dan masuk Orang Dalam Pemantauan," tegasnya.

Ia meminta kepada warga yang baru datang dari luar daerah atau luar negeri segera melaporkan diri ke posko kesehatan sebagai antisipasi COVID-19.

Untuk mengantisipasi COVID-19 diperlukan kerja sama semua pihak. Terutama warga yang baru datang dari rantau.

Ia menyebutkan tidak semua warga yang bisa terdeksi baru datang dari luar daerah meskipun posko diperbatasan telah didirikan.

Untuk itu, ia berharap warga yang baru datang segera melapor untuk dicek kesehatannya. Pemeriksaan kesehatan itu dilakukan untuk memastikan tidak terjangkit COVID-19.

"Bagi yang terdata dan telah diperiksa dan tidak ada gejala COVID-19 untuk menahan diri dan melakukan isolasi mandiri selama 14 hari," katanya.

Pihaknya meminta kepada warga untuk melaporkan ke pihak pemerintah untuk setiap warga yang baru datang. Sebab saat masuk ke Pasaman Barat ada yang tidak terdata dan belum dilakukan pemeriksaan kesehatan.

"Mohon kepada mayarakat untuk kerjasama baiknya demi kepentingan bersama," harapnya.

Ia meminta bagi warga yang baru pulang dari rantau agar untuk sementara menahan diri untuk berkumpul di luar rumah.

Sampai saat ini Pasaman Barat masih negatif. ODP 78 orang dan ODP satu orang. (*)