RSAM Bukittinggi siap kurangi penumpukan layanan laboratorium kateterisasi jantung di M Djamil

id Nasrul Abit,RSAM Bukittinggi ,berita Bukittinggi ,Bukittinggi terkini,berita sumbar

RSAM Bukittinggi siap kurangi penumpukan layanan laboratorium kateterisasi jantung di M Djamil

Peresmian laboratorium kateterisasi jantung di RSAM Bukittinggi oleh Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit, Selasa (10/3) (ANTARA/Ira Febrianti)

Bukittinggi, (ANTARA) - Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit meresmikan layanan laboratorium kateterisasi jantung yang kini tersedia di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Bukittinggi, Selasa.

"Fasilitas baru di RSAM ini kami harap dapat mengurangi beban di RSUP M Djamil Padang yang sebelumnya pasiennya bisa menumpuk," katanya usai peresmian fasilitas tersebut di Bukittinggi, Selasa.

Laboratorium kateterisasi jantung sebelumnya hanya tersedia di RSUP M Djamil Padang sehingga jika ada pasien dengan keluhan penyempitan pembuluh darah jantung mesti dirujuk ke rumah sakit tersebut.

Meski fasilitas untuk pelayanan kesehatan terus diperbaiki dan ditambah, menurutnya hal itu mesti jadi pengingat bagi masyarakat agar makin memperhatikan gaya hidup sehat supaya terhindar dari penyakit katastropik yang membutuhkan biaya besar untuk pengobatan.

Kepala diagnostik invasif dan intervensi non-bedah di RSAM Bukittinggi dr Trian Faesa mengatakan sejak laboratorium kateterisasi jantung dibuka pada Oktober 2019, fasilitas tersebut sudah melayani 80 pasien jantung.

"80 persen dari semua pasien jantung yang sudah kami layani adalah perokok, sisanya pasien karena ada riwayat penyakit lain," katanya.

Ia menerangkan laboratorium kateterisasi jantung berguna untuk mendeteksi penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh darah jantung.

Pola kerjanya, selang kecil dimasukkan ke pembuluh darah menuju jantung dan dialirkan obat untuk melihat apakah terdapat penyumbatan atau tidak.

"Jika terdapat penyumbatan, maka dapat langsung dipasang ring jantung agar aliran darah dapat kembali normal," katanya.

Layanan tersebut tersedia untuk pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Sementara untuk pasien umum, pengobatan menggunakan layanan tersebut dapat menelan biaya Rp60juta sampai 70juta.

"Biayanya memang tidak sedikit dan setiap pasien jantung itu juga harus terus melakukan kontrol secara berkala sehingga penting bagi kita menjaga kesehatan dengan menerapkan gaya hidup sehat," ujarnya.

Ia menganjurkan agar menjaga pola makan, tidak merokok, melakukan aktivitas fisik 30 menit setiap hari dan bagi yang sudah berumur 30 atau 40 tahun lebih agar secara rutin melakukan pengecekan kesehatan meski merasa tidak mengalami gangguan pada kesehatan. (*)