Penampilan Tari Indang pukau penonton di The State Kremlin Palace di Moskow
London, (ANTARA) - Tari Indang atau Dindin Badindin dari Sumatera Barat Indonesia memukau penonton di The State Kremlin Palace di lingkungan Kremlin saat perayaan Hari Ulang Tahun Ke-60 Peoples’ Friendship University of Russia (RUDN University) pada akhir pekan.
"Tarian dipersembahkan mahasiswa Indonesia yang belajar di Moskow dengan gerakan dinamis dari para penari corak pakaian yang menarik menjadi perhatian pengunjung yang memenuhi tempat konser bergengsi," demikian Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana kepada ANTARA London, Selasa.
Iringan lagu Tari Indang menggema di ruang konser berkapasitas 6.000 tempat duduk. Para penonton terbawa suasana, ada juga yang turut menepukan tangan mengikuti irama lagu dan gerakan tarian para penari di atas panggung.
Para pengisi acara yang berdiri di samping kiri dan kanan panggung ikut menggerakkan badannya dan menari. Riuh tepuk tangan terdengar pada akhir penampilan tarian itu. Terdengar suara penonton yang meneriakan kata “bravo… bravo…”.
Ketua Asosiasi Mahasiswa Indonesia di RUDN University, Willibrordus Duarmas, mengatakan keikutsertaan mahasiswa Indonesia untuk tampil di panggung utama gedung pusat konser di Rusia itu bukan hal yang mudah.
Setiap tim kesenian mahasiswa dari suatu negara harus mendaftar dan mengikuti proses seleksi yang panjang. Indonesia terpilih menjadi salah satu peserta bersama sejumlah negara lainnya.
Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran RUDN University, Willy, mengaku senang dapat berkontribusi, bukan hanya untuk universitas, tetapi mempresentasikan Indonesia di hadapan pejabat tinggi dan masyarakat Rusia, serta undangan dari berbagai negara lainnya
Ia mengatakan penampilan itu bukan didasari keprofesionalan penari. Tetapi dari para mahasiswa yang calon-calon dokter, insinyur, ekonom, atau ahli bidang lainnya berupaya mempertunjukan dan mempromosikan budaya bangsa Indonesia pada acara tersebut.
Selain Indonesia, juga tampil berbagai tarian, lagu, dan musik dari beberapa negara, di antara Rusia, Afrika Selatan, Jerman, Kongo, Kamerun, Kazakhstan, Palestina, Tiongkok, Prancis, dan Vietnam.
RUDN University didirikan 5 Februari 1960 memiliki kedekatan sejarah dengan Indonesia. Pada saat kunjungan ke Indonesia, 21 Februari 1960 Ketua Dewan Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, menyampaikan pertama kalinya kepada publik tentang pendirian universitas di Moskow yang ditujukan membantu mempersiapkan kader-kader bangsa dari negara-negara Amerika Latin, Afrika, dan Asia.
RUDN University merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka tidak hanya di Rusia, tetapi juga di dunia. Saat ini di RUDN belajar 32.000 mahasiswa, 9.500 orang di antaranya mahasiswa berasal dari 158 negara, termasuk Indonesia.
Pada era Presiden Soekarno, tidak sedikit mahasiswa Indonesia dikirim dan belajar di RUDN yang sebelumnya dikenal Universitas Patris Lumumba. Mahasiswa Indonesia dikenal karena aktif dan kreativitasnya. Saat ini, di RUDN belajar 31 mahasiswa asal Indonesia.
Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M. Wahid Surpiyadi menyampaikan apresiasi tinggi atas peran mahasiswa Indonesia untuk turut mempromosikan Indonesia di Rusia.
Ia menyebut selain belajar, mahasiswa Indonesia juga sebagai duta bangsa.
”Kita sama-sama promosikan Indonesia di Rusia dengan berbagai upaya, termasuk peran aktif mahasiswa untuk lebih mendekatkan hubungan kedua bangsa,” kata dia.
Sebagai bagian dari promosi budaya Indonesia di Rusia, Tim Kesenian KBRI Moskow “Kirana Nusantara Dance” mempersembahkan Tari Cendrawasih pada Global Festival 2020 dalam rangkaian kegiatan “The 72th International Presidents Meeting AIESEC 2020” di Moskow pada 9 Februari. (*)
"Tarian dipersembahkan mahasiswa Indonesia yang belajar di Moskow dengan gerakan dinamis dari para penari corak pakaian yang menarik menjadi perhatian pengunjung yang memenuhi tempat konser bergengsi," demikian Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana kepada ANTARA London, Selasa.
Iringan lagu Tari Indang menggema di ruang konser berkapasitas 6.000 tempat duduk. Para penonton terbawa suasana, ada juga yang turut menepukan tangan mengikuti irama lagu dan gerakan tarian para penari di atas panggung.
Para pengisi acara yang berdiri di samping kiri dan kanan panggung ikut menggerakkan badannya dan menari. Riuh tepuk tangan terdengar pada akhir penampilan tarian itu. Terdengar suara penonton yang meneriakan kata “bravo… bravo…”.
Ketua Asosiasi Mahasiswa Indonesia di RUDN University, Willibrordus Duarmas, mengatakan keikutsertaan mahasiswa Indonesia untuk tampil di panggung utama gedung pusat konser di Rusia itu bukan hal yang mudah.
Setiap tim kesenian mahasiswa dari suatu negara harus mendaftar dan mengikuti proses seleksi yang panjang. Indonesia terpilih menjadi salah satu peserta bersama sejumlah negara lainnya.
Seorang mahasiswa Fakultas Kedokteran RUDN University, Willy, mengaku senang dapat berkontribusi, bukan hanya untuk universitas, tetapi mempresentasikan Indonesia di hadapan pejabat tinggi dan masyarakat Rusia, serta undangan dari berbagai negara lainnya
Ia mengatakan penampilan itu bukan didasari keprofesionalan penari. Tetapi dari para mahasiswa yang calon-calon dokter, insinyur, ekonom, atau ahli bidang lainnya berupaya mempertunjukan dan mempromosikan budaya bangsa Indonesia pada acara tersebut.
Selain Indonesia, juga tampil berbagai tarian, lagu, dan musik dari beberapa negara, di antara Rusia, Afrika Selatan, Jerman, Kongo, Kamerun, Kazakhstan, Palestina, Tiongkok, Prancis, dan Vietnam.
RUDN University didirikan 5 Februari 1960 memiliki kedekatan sejarah dengan Indonesia. Pada saat kunjungan ke Indonesia, 21 Februari 1960 Ketua Dewan Menteri Uni Soviet, Nikita Khrushchev, menyampaikan pertama kalinya kepada publik tentang pendirian universitas di Moskow yang ditujukan membantu mempersiapkan kader-kader bangsa dari negara-negara Amerika Latin, Afrika, dan Asia.
RUDN University merupakan salah satu perguruan tinggi terkemuka tidak hanya di Rusia, tetapi juga di dunia. Saat ini di RUDN belajar 32.000 mahasiswa, 9.500 orang di antaranya mahasiswa berasal dari 158 negara, termasuk Indonesia.
Pada era Presiden Soekarno, tidak sedikit mahasiswa Indonesia dikirim dan belajar di RUDN yang sebelumnya dikenal Universitas Patris Lumumba. Mahasiswa Indonesia dikenal karena aktif dan kreativitasnya. Saat ini, di RUDN belajar 31 mahasiswa asal Indonesia.
Duta Besar Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M. Wahid Surpiyadi menyampaikan apresiasi tinggi atas peran mahasiswa Indonesia untuk turut mempromosikan Indonesia di Rusia.
Ia menyebut selain belajar, mahasiswa Indonesia juga sebagai duta bangsa.
”Kita sama-sama promosikan Indonesia di Rusia dengan berbagai upaya, termasuk peran aktif mahasiswa untuk lebih mendekatkan hubungan kedua bangsa,” kata dia.
Sebagai bagian dari promosi budaya Indonesia di Rusia, Tim Kesenian KBRI Moskow “Kirana Nusantara Dance” mempersembahkan Tari Cendrawasih pada Global Festival 2020 dalam rangkaian kegiatan “The 72th International Presidents Meeting AIESEC 2020” di Moskow pada 9 Februari. (*)