Terseret ombak sejak Minggu, jasad dua pelajar baru ditemukan

id Pelajar tenggelam

Terseret ombak sejak Minggu, jasad dua pelajar baru ditemukan

Tim SAR gabungan mengevakuasi dua jenazah pelajar yang tenggelam di Pantai Trikora, Bintan, Kepri, Selasa dinihari. (Foto. SAR Tanjungpinang)

Tanjungpinang (ANTARA) (ANTARA) - Tim SAR gabungan temukan mayat dua pelajar SMP Negeri 7 Tanjungpinang, Kepri yang tenggelam terseret ombak di Pantai Trikora, Bintan, Minggu

"Kedua korban bernama Haikal Fatra (13) dan Sofyan Ramadhan (15)," kata Kepala Seksi Operasional SAR Tanjungpinang, Eko Supriyanto dalam konferensi pers di kantor SAR setempat, Selasa (4/2).

Menurut keterangan Eko, kedua korban ditemukan sekitar satu kilometer dari lokasi kejadian kecelakaan, Selasa dinihari tadi.

Dia mengatakan, korban Haikal Fatra ditemukan sekitar pukul 01.00 WIB, sementara korban Sofyan Ramadhan ditemukan sekitar pukul 05.00 WIB.

"Korban saat ini sudah dievakuasi ke RSUD Raja Ahmad Tabib Tanjungpinang, Kepri," jelas Eko.

Dengan ditemukan kedua korban itu, lanjut dia, maka seluruh korban/pelajar tenggelam yang sebelumnya ada empat orang, sudah berhasil ditemukan.

"Tiga korban dinyatakan meninggal dunia, sementara satu lainnya selamat. Dengan demikian, operasi SAR ini resmi ditutup," tutur Eko.

Wali Kota Tanjungpinang, Kepri, Syahrul meminta kantor SAR Kelas I A Tanjungpinang meningkatkan pengawasan di Pantai Trikora Bintan pasca insiden pelajar tenggelam tersebut.

"Terutama personel SAR yang ditempatkan di sana, harus meningkatkan pengawasan, karena sepengetahuan saya Pantai Trikora setiap tahun selalu memakan korban," kata Syahrul di Tanjungpinang.

Kemudian, Syahrul juga mengimbau kepada orangtua agar melarang anak-anak mereka berenang di pantai/laut, karena saat ini masih dalam kondisi musim angin utara.

"Desember-Januari itu angin masih kencang. Gelombang tinggi, awasi agar anak-anak mengurangi aktivitas di pantai/laut," ujarnya.

Lanjut Syahrul, pemerintah dan pihak terkait sebaiknya membuat SOP atau tanda-tanda yang jelas terkait larangan berenang di pantai saat musim utara seperti ini.

"Kejadian seperti ini harus jadi pelajaran bersama, supaya tidak terjadi lagi di tahun-tahu berikutnya," tutur Syahrul.