Jakarta, (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menjamin untuk memenuhi segala kebutuhan logistik Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, China agar dapat tetap bertahan di kota yang sampai saat ini dikarantina karena wabah virus corona tipe baru atau novel coronavirus (2019-nCov).
"Pemerintah menjamin bahwa logistik yang bersangkutan akan diperhatikan, dan Kementerian Luar Negeri sudah menurunkan bantuan kepada mereka. Insya Allah seluruh warga negara Indonesia yang sebagian besar mahasiswa yang berada di Tiongkok khususnya di provinsi dan kota di mana pusat kejadian terjadi itu terjamin terpenuhi," kata Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy di Jakarta, Selasa.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi saat ditemui usai rapat koordinasi di Kemenko PMK terkait pencegahan penyebaran virus corona mengatakan sebanyak 243 WNI berada di Provinsi Hubei, China, dan 100 orang di antaranya berada di Kota Wuhan.
Ia mengatakan pemerintah Indonesia terus berkoordinasi dan berkomunikasi langsung dengan pihak KBRI di Beijing untuk mengetahui kondisi terkini di China secara umum maupun di Kota Wuhan.
Menurut laporan dari pihak KBRI, masih ada beberapa toko yang beroperasi di Wuhan meski menjual barang dan logistik dengan harga yang lebih tinggi. Retno memastikan pemerintah Indonesia memberikan bantuan agar WNI tetap bisa membeli logistik tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Selain itu Retno menyebut WNI di Wuhan juga kekurangan masker sehingga pihaknya akan mengirimkan masker dari Indonesia ke Wuhan melalui penerbangan maskapai Garuda Indonesia ke Beijing.
"Kami sudah kontak BNPB dan BNPB akan kirimkan masker melalui Garuda ke Beijing, dari Beijing sudah kontak layanan pengiriman yang mendapat izin dari otoritas Tiongkok untuk masuk ke wilayah yang dikarantina. Mereka bersedia," kata Retno.
Muhadjir menerangkan bahwa pemerintah Indonesia telah menyiapkan langkah evakuasi bagi WNI yang berada di Wuhan apabila hal tersebut diperlukan. Namun pemerintah menilai hingga saat ini langkah evakuasi belum perlu dilakukan.
"Kalau kondisinya memaksa ya akan kita evakuasi. Kalau masih bisa diatasi, kalau mereka masih bisa bertahan, ya akan kita pantau termasuk semua kebutuhan akan kita cover," kata Muhadjir. (*)
Berita Terkait
Kasus COVID-19 meningkat, Booster jadi syarat perjalanan
Selasa, 5 Juli 2022 13:24 Wib
Pemerintah lakukan penyelidikan epidemiologi antisipasi hepatitis akut
Jumat, 6 Mei 2022 10:29 Wib
Istilah yang digunakan saat pandemi selesai tunggu pernyataan WHO
Jumat, 11 Maret 2022 11:12 Wib
Mijoo Lovelyz dan Jessi hentikan semua kegiatan usai dinyatakan positif COVID-19
Kamis, 24 Februari 2022 6:14 Wib
Wagub Sumbar minta masyarakat sikapi omicron secara positif
Kamis, 3 Februari 2022 18:43 Wib
BPOM terbitkan izin penggunaan darurat vaksin Sinopharm untuk penguat
Rabu, 2 Februari 2022 10:38 Wib
Kemenkes sebut booster tingkatkan titer antibodi lawan infeksi COVID-19
Minggu, 16 Januari 2022 13:17 Wib
Prediksi Puncak Penyebaran Omicron
Rabu, 12 Januari 2022 17:54 Wib