PM Boris nyatakan Inggris tak akan menyesali kematian Soleimani
London, (ANTARA) - Perdana Menteri Boris Johnson pada Minggu mengatakan bahwa Inggris tidak akan menyesali kematian komandan Pengawal Revolusi Iran Qassem Soleimani, yang tewas akibat serangan pesawat nirawak Amerika Serikat di Irak pada Jumat.
Namun pihaknya menyerukan pengendalian diri untuk merespons kematiannya.
Soleimani "bertanggung jawab atas pola tingkah laku yang memecah belah dan mengacaukan di kawasan. Mengingat peran utama yang ia mainkan dalam sejumlah aksi, yang menewaskan ribuan warga sipil tak berdosa dan personel barat, kami tidak akan menyesali kematiannya," kata Johnson melalui pernyataan.
Ia menambahkan: "Seruan ... aksi balasan akan menciptakan lebih banyak kekerasan."
Johnson mengaku telah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump, Kanselir Jerman Angela Merkel dan juga Presiden Prancis Emmanuel Macron soal situasi mendidih di Timur Tengah. Dia menambahkan: "Kami berkoordinasi erat dengan semua pihak untuk meredam konflik."
Menurutnya, sejumlah langkah telah ditempuh untuk meningkatkan keamanan bagi personel dan kepentingan Inggris di kawasan tersebut. (*)
Namun pihaknya menyerukan pengendalian diri untuk merespons kematiannya.
Soleimani "bertanggung jawab atas pola tingkah laku yang memecah belah dan mengacaukan di kawasan. Mengingat peran utama yang ia mainkan dalam sejumlah aksi, yang menewaskan ribuan warga sipil tak berdosa dan personel barat, kami tidak akan menyesali kematiannya," kata Johnson melalui pernyataan.
Ia menambahkan: "Seruan ... aksi balasan akan menciptakan lebih banyak kekerasan."
Johnson mengaku telah berbicara dengan Presiden AS Donald Trump, Kanselir Jerman Angela Merkel dan juga Presiden Prancis Emmanuel Macron soal situasi mendidih di Timur Tengah. Dia menambahkan: "Kami berkoordinasi erat dengan semua pihak untuk meredam konflik."
Menurutnya, sejumlah langkah telah ditempuh untuk meningkatkan keamanan bagi personel dan kepentingan Inggris di kawasan tersebut. (*)