Tim LPPM Unand latih masyarakat olah sampah bernilai rupiah

id Tim LPPM Unand ,Pengolahan Sampah Plastik,TPA Air Dingin,Unand

Tim LPPM Unand latih masyarakat olah sampah bernilai rupiah

Dr. Resti Rahayu dan Tim LPPM Unand foto bersama dengan masyarakat peserya pelatihan pengolahan sampah. (ANTARA SUMBAR/istimewa)

Padang (ANTARA) - Tim dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas (Unand) menggelar pelatihan dan workshop untuk masyarakat sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Air Dingin, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumbar agar mampu mengolah sampah plastik dan kertas menjadi produk yang berguna dan bernilai jual tinggi.

"Kegiatan ini adalah salah satu dari tiga wujud Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian kepada masyarakat, dan kegiatan ini melibatkan Dosen, mahasiswa dan alumni agar tumpukan sampah mempunyai potensi untuk digunakan kembali menjadi produk yang berguna bagi masyarakat yang tinggal di daerah sekitar TPA," kata Ketua Kegiatan program pengabdian masyarakat Dr. Resti Rahayu di Padang, Sabtu.

Ia mengungkapkan, dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) jumlah timbunan sampah secara nasional sebesar 175.000 ton per hari atau setara 64 juta ton per tahun jika menggunakan asumsi sampah yang dihasilkan setiap orang per hari sebesar 0,7 kg.

Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengurangi sampah adalah mengolah limbah kertas menjadi produk-produk inovatif ramah lingkungan yang bernilai jual tinggi dipasaran.

Lebih lanjut ia mengatakan, pelatihan dan workshop tersebut selain melibatkan masyarakat, juga menyasar para pemulung disekitar TPA serta para pekerja yang berhubungan dengan sampah.

"Jumlah masyarakat yang terlibat di TPA Air Dingin ada sekitar 50 sampai 60 orang. Masyarakat diberi penyuluhan dan pelatihan dan praktek langsung membuat kerajinan atau produk dari limbah yang bernilai jual dan pembuatan kompos," kata Dr.Resti yang juga dosen di jurusan Biologi Unand.

Kegiatan ini juga bekerja sama dengan Bank Sampah Kuranji dan Bapak Budi pembina Warung Ikhlas Dunsanak yang terkenal dengan Nasi Rp2.000.

Produk dari olahan sampah tersebut seperti kotak tisu, vas bunga, bros baju, tempat buah dan lain sebagainya diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif pendapatan tambahan yang bisa menyejahterakan petugas kebersihan dan masyarakat di sekitar daerah TPA Air dingin

"Tentunya kami berharap, dari pelatihan tersebut, masyarakat bisa memiliki skill yang bisa dimanfaatkan untuk menunjang perekonomian keluarga dari produk olahan sampah yang dihasilkan," katanya.