Harga jengkol terenak Rp1.000 per biji

id jengkol,jengkol lokan,jengkol bareh

Harga jengkol terenak Rp1.000 per biji

Amirudin memanjat pohon jengkol varietas Lokan untuk memetik buahnya. (Antara Sumbar / Didi Someldi Putra)

​​​​​​​Painan (ANTARA) - Jengkol varietas Bareh dan Lokan asal Kabupaten Pesisir Selatan yang diklaim sebagai jengkol terenak se-Indonesia berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Tropika Aripan Sumatera Barat dihargai Rp1.000 per biji di tingkat petani sejak dua tahun terakhir.

"Sejak dua tahun terakhir satu karung jengkol yang berisi sekitar 1.500 butir dibeli Rp1,5 juta jadi rata-rata per butir dihargai sekitar Rp1.000," kata pemilik indukan jengkol varietas Bareh dan Lokan, Amirudin (61) di Painan, Selasa.

Padahal, sebelumnya harga kedua varietas jengkol dengan jumlah yang sama hanya dibeli Rp500 ribu per karung sama dengan jengkol pada umumnya.

Kenaikan harga yang signifikan terjadi setelah penelitian dari Balitbu Tropika Aripan Sumatera Barat keluar pada 2018, penelitian itu menyebutkan kedua varietas merupakan jenis jengkol unggul dan enak karena memiliki kadar kapur rendah sehingga pengosumsinya berisiko kecil mengalami sakit perut.

Meski sejak dua tahun terakhir dijual dengan harga mahal namun ia mengaku jengkolnya tetap laris manis bahkan ada yang sudah memesan disaat tanaman jengkolnya baru memasuki fase berbunga.

Kendati demikian dari puluhan tanaman jengkol yang dimilikinya hanya tiga pohon saja yang dinyatakan unggul oleh Balitbu Tropika Aripan Sumatera Barat yang terdiri dari satu batang indukan varietas Lokan dan dua batang indukan varietas Bareh.

"Karena hanya ada tiga batang pohon makanya masyarakat umum dan pedagang pengumpul berebut agar bisa membeli buah jengkol milik kami ini," imbuhnya.

Sejak penelitian keluar dirinya mengaku telah memulai mengembangkan anakan dari kedua tanaman unggul tersebut secara mandiri dan masyarakat juga antusias untuk membeli bibitnya.

Hanya saja ia mengaku sejak tanaman jengkolnya populer ia dibutuhkan pengawasan ekstra mulai dari upaya memastikan agar tetap hidup hingga memastikan buahnya tidak dicuri.

"Semestinya dalam dua atau tiga pekan ke depan buah dari ketiga pohon jengkol sudah bisa dipanen dengan perkiraan satu pohon menghasilkan tiga karung buah namun karena dicuri hanya tersisa untuk konsumsi kami sekeluarga," ujarnya.

Ketiga tanaman jengkol milik Amirudin tumbuh di perbukitan di Kampung Gunung Pungguk, Nagari Tanah Bakali Air Pura, lokasinya berjarak sekitar 10 kilometer dari jalan lintas sumatera ruas Padang-Bengkulu.