Inflasi Sumbar Mei 2021 0,19 persen, tiket pesawat dan jengkol jadi penyumbangnya

id berita padang,berita sumbar,inflasi

Inflasi Sumbar Mei 2021  0,19 persen, tiket pesawat dan jengkol jadi penyumbangnya

​​​​​​​Pedagang mengupas jengkol di Pasar Raya Padang. (Antarasumbar/Audi)

Akan tetapi dilihat dari pola dua tahun terakhir setiap Mei Sumbar selalu mengalami inflasi dan yang terendah adalah pada tahun ini sebesar 0,19 persen,
Padang (ANTARA) - Kenaikan harga tiket pesawat dan jengkol menjadi penyumbang inflasi di Sumatera Barat pada Mei 2021 yang berada pada angka 0,19 persen.

"Jika Ramadhan lalu Sumbar mengalami deflasi 0,01 persen, pada Mei dengan adanya hari Raya Idul Fitri terjadi kenaikan tiket pesawat 19 persen dan jengkol 24,42 persen," kata Kepala BPS Sumbar, Herum Fajarwati di Padang, Rabu.

Menurut dia dengan angka tersebut inflasi tahun berjalan Sumbar menjadi 0,24 persen dan inflasi tahunan 1,74 persen.

"Akan tetapi dilihat dari pola dua tahun terakhir setiap Mei Sumbar selalu mengalami inflasi dan yang terendah adalah pada tahun ini sebesar 0,19 persen," kata dia.

Komoditas penyumbang inflasi lainnya di Sumbar pada Mei 20201 yaitu emas perhiasan, petai, angkutan kota, daging ayam ras, kentang, daging sapi, TV berwarna dan rokok kretek filter.

Sebaliknya pada Mei 2021 sejumlah komoditas mengalami penaikan harga yaitu cabai merah, ikan cakalang, ikan tongkol, cabai hijau, bawang merah, cabai rawit, udang basah, bayam, beras dan ikan kerapu.

Dari 24 kota di Sumatera sebanyak 20 kota mengalami inflasi dan empat kota mengalami deflasi.

Inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 0,79 persen dan terendah di Medan 0,04 persen.

Sementara deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pinang sebesar 0,36 persen, dan terendah di Tembilahan 0,01 persen.

Sebelumnya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sumatera Barat telah memperkuat sinergi guna menjaga pasokan pangan di daerah itu tercukupi dengan harga yang terkendali saat Lebaran 1442 Hijriah.

"TPID Sumbar terus aktif melakukan berbagai upaya pengendalian inflasi dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan mendorong pemulihan ekonomi menjelang Lebaran 2021," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama.

Menurutnya sejumlah upaya pengendalian inflasi daerah yang telah dilaksanakan mulai dari penyaluran beras secara rutin oleh Bulog melalui Operasi Pasar maupun program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH).

Kemudian pihaknya juga melakukan monitoring persediaan daging sapi, daging ayam ras dan telur ayam ras untuk menjaga kecukupan pasokan menjelang bulan puasa.

Tak hanya itu pihaknya juga mengoptimalkan Toko Tani Indonesia Center melalui perluasan produk bekerja sama dengan gabungan kelompok tani, dan distributor bahan pangan.

"Kami juga meningkatkan koordinasi antar anggota TPID se-Sumatera Barat dalam rangka menjaga pasokan dan harga yang stabil terutama untuk komoditas pangan yang harganya bergejolak seperti cabai merah dan bawang merah," ujarnya.