Pabrik mancis terbakar di Langkat, 24 tewas

id pabrik mancis,kebakaran ,Langkat

Pabrik mancis terbakar di Langkat, 24 tewas

Petugas pemadan kebakaran bersama warga sedang berusaha memadamkan pabrik mancis yang terbakar di Langkat, Sumatera Utara. (Antara Sumut/Imam Fauzi)

Langkat, (ANTARA) - Sebuah pabrik mancis atau korek api di Desa Sambirejo, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, Jumat, musnah terbakar dan menyebabkan sedikitnya 24 pekerja tewas terbakar.

Dari informasi yang dihimpun di lapangan, peristiwa kebakaran itu terjadi sekitar pukul 12.00 WIB menjelang Shalat Jumat. Diperkirakan sementara ini terdapat 24 pekerja pabrik mancis tersebut tewas.

Korban diantaranya terdiri atas 21 orang dewasa dan tiga orang anak-anak. Mereka tidak bisa keluar dikarenakan saat bekerja seluruh akses dikunci.

Rata-rata pekerja yang tewas itu adalah ibu-ibu yang juga ada yang membawa anaknya. Kebakaran yang melanda rumah yang merangkap sebagai pabrik mancis itu diduga akibat ledakan tabung gas.

Akibatnya api langsung menyambar hingga menghanguskan rumah itu. Puluhan pekerja yang berada di dalam rumah tidak sempat keluar, akibatnya semuanya tewas terpanggang.

Api baru dapat dipadamkan setelah dua unit mobil pemadam kebakaran milik Pemkab Langkat dan tiga unit milik Pemkot Binjai tiba di lokasi.

Zulkifli, seorang warga menjelaskan, pemandangan dengan puluhan mayat bergelimpangan sungguh menyayat hati. Mayoritas pekerja berasal dari warga desa tersebut, namun ada juga yang berasal dari Stabat dan Kota Binjai.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Langkat Irwan Sahri mengatakan yang terbakar adalah rumah warga yang merangkap sebagai pabrik mancis.

Api sudah berhasil dipadamkan tim pemadam kebakaran Pemkab Langkat dan mobil ambulans sudah berada di lokasi kebakaran untuk membawa dan mengidentifikasi mayat.

"Identifikasi juga sedang dilakukan di lapangan menyangkut dengan korban, karena para korban yang ada di lokasi itu seluruhnya hangus terbakar dan belum diketahui identitasnya secara pasti," katanya. (*)