Padang Pariaman bentuk sanggar silat pertahankan budaya Minang

id silat minang

Padang Pariaman bentuk sanggar silat pertahankan budaya Minang

Salah seorang pesilat menusukkan pisau kepada lawannya ketika pertunjukan silat pada Peresmian Sanggar Seni dan Budaya Halaman Rumah Gadang di Nagari Balah Aie Utara, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, Sumbar, Minggu (31/3). ( (Antara Sumbar/Aadiat M Sabir)

Padang Pariaman, (ANTARA) - Warga Nagari Balah Aie Utara, Kecamatan VII Koto Sungai Sariak, Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat membentuk sanggar silat guna mempertahankan budaya Minangkabau di daerah itu.

"Hingga saat ini sudah ada 35 pesilat bimbingan sanggar," kata Ketua Panitia Peresmian Sanggar Seni dan Budaya Halaman Rumah Gadang Winggo Febdian di VII Koto Sungai Sariak, Minggu.

Ia mengatakan sanggar tersebut dibutuhkan untuk melestarikan silat yang merupakan salah satu kebudayaan Minangkabau di daerah itu.

Apalagi, lanjutnya silat dapat membentuk karakter karena memiliki filosofi yaitu lahir mencari teman sedangkan batin mendekatkan diri kepada Allah.

Selain silat, kata dia di sanggar tersebut juga mengajarkan debus, gandang tasa, sipak rago, serta kegiatan keagamaan di antaranya hafiz Quran.

"Bahkan hingga sekarang sudah ada 100 anak yang telah menjadi hafiz," katanya.

Pada peresmian tersebut juga ditampilkan sekitar 40 perguruan silat yang berasal dari Kabupaten Padang Pariaman dan Kota Pariaman.

Hal tersebut bertujuan tidak saja untuk memotivasi peserta didik sanggar dan warga namun juga untuk menjalin silaturahim antarpesilat di kedua daerah itu.

Tokoh masyarakat setempat, Jonifriadi mengatakan banyak kesenian dan kebudayaan Minangkabau yang harus dipertahankan namun saat ini seperti telah menjadi tamu di negeri sendiri.

"Ini akibat kebudayaan luar, jadi banyak generasi muda yang tidak tahu dengan kebudayaan Minangkabau," ujarnya.

Ia mengatakan salah satu kebudayaan yang harus dipertahankan yaitu silat karena bela diri tersebut dapat menjalin silaturahim antarsesama manusia dan penciptanya serta dapat membentuk akhlak yang baik.

"Dengan kata lain seorang pesilat pasti beragama," ujar dia.

Oleh karena itu melalui sanggar tersebut diharapkan dapat mengenalkan dan mengembangkan kembali kebudayaan Minangkabau dan memperkuat agama Islam di daerah itu.