Wall Street berakhir menguat di tengah optimisme perdagangan

id Wall Street

Wall Street berakhir menguat di tengah optimisme perdagangan

Wall street, bursa saham AS (REUTERS)

New York, (Antaranews Sumbar) - Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena saham keuangan berkinerja lebih baik dan pasar telah membangun harapan kemungkinan meredanya ketegangan perdagangan AS-China, setelah kedua belah pihak memutuskan untuk melanjutkan pembicaraan bilateral minggu berikutnya.

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 443,86 poin atau 1,74 persen, menjadi ditutup di 25.883,25 poin. Indeks S&P 500 meningkat 29,87 poin atau 1,09 persen, menjadi berakhir di 2.775,60 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 45,46 poin atau 0,61 persen, menjadi ditutup di 7.472,41 poin.

Mayoritas saham-saham unggulan atau "blue chips" di Dow memperpanjang kenaikan kuat sepanjang hari, dengan saham-saham keuangan memimpin para peraih keuntungan. Saham JPMorgan Chase dan Goldman Sachs, keduanya menguat lebih dari tiga persen di penutupan pasar.

Sektor keuangan juga paling menonjol di antara 11 sektor utama S&P di sekitar penutupan pasar, memperpanjang kenaikan terbesar lebih dari dua persen, di mana semua 11 sektor berubah menjadi berada di zona hijau.

Saham produsen industri AS Caterpillar dan konglomerat manufaktur AS 3M, keduanya sensitif terhadap perdagangan global, masing-masing naik 2,7 persen dan hampir 2,00 persen, karena didorong oleh pembaruan positif pada pembicaraan perdagangan antara China dan Amerika Serikat.

Menambah kekhawatiran pasar, Presiden AS Donald Trump pada Jumat (15/2) menyatakan darurat nasional atas keamanan di perbatasan AS-Meksiko, dalam upaya untuk mengambil lebih banyak dana-dana federal untuk membangun tembok perbatasan.

Tindakan itu akan membantunya menghindari Kongres AS, yang telah memicu penentangan kuat di Washington.

Di sisi ekonomi, produksi industri AS turun 0,6 persen pada Januari, menandai penurunan pertama dalam delapan bulan terakhir, Federal Reserve AS mengatakan pada Jumat (15/2). Manufaktur sendiri merosot 0,9 persen, penurunan terburuk dalam delapan bulan terakhir. (*)