Jakarta, (Antaranews Sumbar) - Kemiringan pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang di kiri dan kanan sisi badan berbeda 20 derajat.
"Kotak hitam `flight data recorder¿ (FDR) merekam adanya perbedaan antara 'angle of attack' kiri dan kanan sekitar 20 derajat yang terjadi terus menerus sampai dengan akhir rekaman,¿ kata Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi Subkomite Penerbangan Nurcahyo Utomo dalam konferensi pers pengumuman ¿preliminary report¿ investigasi kecelakaan Lion Air JT 610 di Jakarta, Rabu.
Nurcahyo menjelaskan sesaat pesawat udara sebelum lepas landas (rotation), 'stick shaker' pada 'control column' sebelah kiri aktif dan terjadi pada hapir seluruh penerbangan.
"Stick shaker ini pemberi peringatan atau rangsangan yang memberikan input kepada pilot bahwa indikasi pesawat akan `stall," katanya.
Dia menambahkan "angle of attack" (AoA) sebelah kiri lebih besar dari sebelah kanan. "Ini yang akan kita cari tahu apakah korelasinya antara AoA, stick shaker dengan kondisi akan stall, apa yang harus dilakukan pilot agar pesawat kembali ke aliran udara," katanya.
"Stall" adalah kondisi pesawat kehilangan daya angkat ketika sudut kritis serangan melampaui 15 derajat.
Kemudian, Nucahyo menjelaskan pada saat terbang, co-pilot sempat bertanya kepada petugas pemandu lalu lintas penerbangan untuk memastikan ketinggian serta kecepatan pesawat udara yang ditampilkan pada layar radar petugas pemandu lalu lintas penerbangan (ATC Airnav).
Co-pilot juga melaporkan masalah kendali pesawat "flight control problem" kepada radar petugas pemandu lalu lintas penerbangan. ¿Setelah flaps dinaikkan, FDR merekam `trim aircraft nose down¿ otomatis berhenti ketika flaps diturunkan. Ketika flaps dinaikkan kembali `trim aircraft nose down¿ otomatis dan input dari pilot untuk melakukan trim aircraft nose up terjadi kembali dan berlanjut selama penerbangan,¿ katanya.
Pada pukul 23.32 UTC atau 6.32 WIB, FDR berhenti merekam data. Tim investigasi akan melakukan beberapa pemeriksaan termasuk pemeriksaan sensor AoA dan simulasi penerbangan dengan menggunakan engineering simulator milik Boeing.
"Tim investigasi juga telah mendapatkan `quick access recrder¿ (QAR) untuk dilakukan analisis lebih lanjut," kata Nurcahyo. (*)
Berita Terkait
Kelok Hantu makan Korban, operator Exavator tewas terseret air (Video)
Jumat, 26 April 2024 1:34 Wib
PLN Mobile Proliga 2024 siap digelar, kolaborasi dukungan untuk pengembangan voli di Tanah Air
Selasa, 23 April 2024 13:15 Wib
Pemprov Sumbar: Operasional tambang di jalan Air Dingin dihentikan
Senin, 22 April 2024 17:12 Wib
Wings Air: Dugaan pesawat hilang kontak di Pulau Flores tidak benar
Senin, 22 April 2024 14:37 Wib
31 kelompok tani di Agam dapat bantuan pompa air dari Kementan
Sabtu, 20 April 2024 13:40 Wib
Ahli waris korban tragedi Sriwijaya Air SJ182 tuntut Boeing ke AS
Kamis, 18 April 2024 19:10 Wib
Masyarakat terdampak banjir dapat diskon 50 Persen tagihan rekening air selama 2 Bulan
Kamis, 18 April 2024 17:00 Wib
Pertamina pastikan BBM di SPBU seluruh Sumbar tidak bercampur air
Jumat, 29 Maret 2024 14:33 Wib