Padang (Antaranews Sumbar) - Ratusan mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumbar antusias mengikuti kegiatan pengukuhan Doktor Kehormatan tokoh filantropis internasional Tahir yang juga dihadiri Presiden ketiga RI Baharuddin Jusuf Habibie, di Padang, Senin.
Kedatangan tokoh nasional yang terkenal dengan karya pesawatnya N-250 menjadi tambahan pada kegiatan yang dihelat di Gedung Convention Hall Unand tersebut.
Tidak hanya saat memasuki gedung, saat acara selesai ratusan mahasiswa mengejar Habibie dan mengajak berswafoto.
Salah satu mahasiswa Debi (20) mengaku lebih penasaran dengan sosok BJ Habibie ketimbang Tahir yang menjadi aktor utama pada acara tersebut.
Menurutnya kesuksesan film Habibie dan Ainun menjadi alasan dirinya ingin melihat sosok yang menjadi warga negara kehormatan di Jerman tersebut
"Ingin melihat secara dekat sosok Habibie yang terkenal cerdas dan penyayang keluarga," ujar dia.
Terlepas Habibie merupakan tokoh pemerintahan dan peneliti hebat, karakter Habibie dalam film tersebut telah menggugah dirinya mengikuti kegiatan tersebut.
Mahasiswa lain Lili (23) mengaku ingin mengajak Habibie berswafoto ria atau berselfie dengan ikut acara tersebut.
"Awalnya ingin berfoto namun apa daya orang banyak, jadi hanya melihat dari jauh sosok jenius tersebut," kata mahasiswa Pascasarjana tersebut.
Dia juga mengakui keinginan bertemu Habibie karena penasaran dengan sosok asli karakter Habibie dan Ainun.
"Memang benar dia seorang yang cerdas meski usianya sudah cukup senja," kata dia.
BJ Habibie saat memberikan testimoni pada penghargaan Doktor Kehormatan Tahir menekankan untuk mengutamakan perasaan cinta.
"Kesuksesan akan ditentukan oleh cinta, cinta kepada Tuhan, kepada keluarga, kepada sesama, kepada karya sendiri dan kepada lingkungannya," kata Habibie yang kemudian dibarengi tepuk tangan peserta rapat istimewa.
Sementara itu tidak hanya Habibie, Tahir juga memukau peserta dengan orasi ilmiahnya.
Dia menekankan pentingnya membantu antar sesama khususnya korban akibat konflik seperti bencana alam dan perang.
Menurutnya filantropi bukanlah ilmu yang mengandalkan teori namun sesuatu yang perlu diperkuat dari dalam diri.
Bahkan kata dia yang mengaku hidup berkecukupan tersebut, bercengkerama dengan masyarakat pengungsi kemudian bercanda lebih menyenangkan dibanding mengikuti rutinitas kegiatan sehari-hari.
"Dengan melihat ke lapangan , situasi dengan mata sendiri kemudian merasakan apa yang dialami korban menjadi motivasi dan semangat untuk lebih baik," ujar Tahir. (*)
Berita Terkait
Berkontribusi di bidang iptek dan inovasi, empat ilmuwan terima Anugerah Habibie Prize 2022
Kamis, 10 November 2022 11:52 Wib
Ternyata begini sosok BJ Habibie di hati masyarakat Timor Leste
Senin, 23 Mei 2022 10:45 Wib
Sisi lain Habibie dalam buku "Saya Bacharuddin Jusuf Habibie"
Minggu, 30 Januari 2022 11:31 Wib
Masjid Terapung BJ Habibie siap tampung 1.000 jamaah dan jadi objek wisata religi di Parepare
Kamis, 27 Januari 2022 12:35 Wib
Presiden Jokowi tabur bunga di makam Habibie hingga pahlawan tak dikenal
Rabu, 10 November 2021 10:45 Wib
Masjid Lautze, jembatan etnis Tionghoa mengenal Islam di Indonesia
Jumat, 12 Februari 2021 9:00 Wib
Pemikiran Ainun dalam "Habibie & Ainun 3"
Kamis, 19 Desember 2019 11:18 Wib
ICMI berikan penghargaan pada BJ Habibie sebagai Bapak Teknologi dan Demokrasi
Jumat, 6 Desember 2019 17:34 Wib