BJ Habibie datang, mahasiswa Unand antusias kejar berselfie

id habibie

BJ Habibie datang, mahasiswa Unand antusias kejar berselfie

Presiden RI ke-3 B.J Habibie saat keluar gedung acara penganugerahan Doktor Kehormatan Tahir disambut mahasiswa dan sejumlah wartawan, di Padang, Senin (16/7). B J Habibie ikut memberikan testimoni pada acara tersebut. (Antara Sumbar/M R Denya)

Padang (Antaranews Sumbar) - Ratusan mahasiswa Universitas Andalas (Unand) Padang, Sumbar antusias mengikuti kegiatan pengukuhan Doktor Kehormatan tokoh filantropis internasional Tahir yang juga dihadiri Presiden ketiga RI Baharuddin Jusuf Habibie, di Padang, Senin.

Kedatangan tokoh nasional yang terkenal dengan karya pesawatnya N-250 menjadi tambahan pada kegiatan yang dihelat di Gedung Convention Hall Unand tersebut.

Tidak hanya saat memasuki gedung, saat acara selesai ratusan mahasiswa mengejar Habibie dan mengajak berswafoto.

Salah satu mahasiswa Debi (20) mengaku lebih penasaran dengan sosok BJ Habibie ketimbang Tahir yang menjadi aktor utama pada acara tersebut.

Menurutnya kesuksesan film Habibie dan Ainun menjadi alasan dirinya ingin melihat sosok yang menjadi warga negara kehormatan di Jerman tersebut

"Ingin melihat secara dekat sosok Habibie yang terkenal cerdas dan penyayang keluarga," ujar dia.

Terlepas Habibie merupakan tokoh pemerintahan dan peneliti hebat, karakter Habibie dalam film tersebut telah menggugah dirinya mengikuti kegiatan tersebut.

Mahasiswa lain Lili (23) mengaku ingin mengajak Habibie berswafoto ria atau berselfie dengan ikut acara tersebut.

"Awalnya ingin berfoto namun apa daya orang banyak, jadi hanya melihat dari jauh sosok jenius tersebut," kata mahasiswa Pascasarjana tersebut.

Dia juga mengakui keinginan bertemu Habibie karena penasaran dengan sosok asli karakter Habibie dan Ainun.

"Memang benar dia seorang yang cerdas meski usianya sudah cukup senja," kata dia.

BJ Habibie saat memberikan testimoni pada penghargaan Doktor Kehormatan Tahir menekankan untuk mengutamakan perasaan cinta.

"Kesuksesan akan ditentukan oleh cinta, cinta kepada Tuhan, kepada keluarga, kepada sesama, kepada karya sendiri dan kepada lingkungannya," kata Habibie yang kemudian dibarengi tepuk tangan peserta rapat istimewa.

Sementara itu tidak hanya Habibie, Tahir juga memukau peserta dengan orasi ilmiahnya.

Dia menekankan pentingnya membantu antar sesama khususnya korban akibat konflik seperti bencana alam dan perang.

Menurutnya filantropi bukanlah ilmu yang mengandalkan teori namun sesuatu yang perlu diperkuat dari dalam diri.

Bahkan kata dia yang mengaku hidup berkecukupan tersebut, bercengkerama dengan masyarakat pengungsi kemudian bercanda lebih menyenangkan dibanding mengikuti rutinitas kegiatan sehari-hari.

"Dengan melihat ke lapangan , situasi dengan mata sendiri kemudian merasakan apa yang dialami korban menjadi motivasi dan semangat untuk lebih baik," ujar Tahir. (*)