RAPI monitor wisatawan mendaki Gunung Kerinci jalur Solok Selatan

id Yulnofrins Napilus

RAPI monitor wisatawan mendaki Gunung Kerinci jalur Solok Selatan

Pegiat wisata Sumbar Yulnofrins Napilus. (Antara Sumbar/Erik IA)

Kami upayakan bagaimana agar semua jalur pendakian bisa dapat sinyal radio, dan harus bisa dengan HT karena tidak mungkin bawa rig yang besar, berat dan perlu antena khusus
Padang Aro, (Antaranews Sumbar) - Repeater Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) mendukung pendakian Gunung Kerinci melalui jalur Solok Selatan, Sumatera Barat, agar keberadaan wisatawan yang mendaki bisa dimonitor supaya tidak tersesat.

"Dukungan RAPI ditujukan untuk membantu wisatawan yang melakukan pendakian Gunung Kerinci agar mereka termonitor terus keberadaannya, dan bila ada yang sakit atau mendapat musibah bisa cepat kita antisipasi dan kirim bantuan," kata pegiat wisata Sumbar Yulnofrins Napilus di Padang Aro, Sabtu.

Ia mengatakan jika repeater ini berjalan baik, nanti bisa dikembangkan pemanfaatannya ke destinasi lain seperti hot waterboom hingga goa batu kapal.

Namun untuk saat ini repeater yang dibangun baru untuk mendukung jalur pendakian Gunung Kerinci karena paling membutuhkan dengan risiko pendaki tersesat.

"Kami akan upayakan bagaimana agar semua jalur pendakian bisa dapat sinyal radio, dan harus bisa dengan HT karena tidak mungkin bawa rig yang besar, berat dan perlu antena khusus," katanya.

Jika repeater di jalur ini berjalan baik maka pendaki, pemandu, sekber PA, TNKS, Pemda dan para pegiat bisa berkoordinasi dengan baik.

Sekaligus bisa memonitor perjalanan para pendaki, dan dengan adanya radio ini, akan membuat mereka lebih nyaman dalam melakukan pendakian.

"Semoga jalur pendakian Gunung Kerinci lewat Solok Selatan menjadi aman, karena didukung dengan komunikasi radio," ujarnya.

Sebelumnya Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Sumbar, Yunaidi mengatakan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) membatasi pendakian Gunung Kerinci jalur Solok Selatan, sebanyak 50 orang perhari pada kondisi normal, dan wajib memberitahukan tiga hari menjelang pendakian.

"Pemberitahuan ini penting supaya tidak terkendala pengurusan surat izin masuk kawasan konservasi (Simaksi),"kata dia.

Ia menyebutkan waktu pendakian juga dibatasi maksimal empat hari naik sampai turun, karena kondisi alam di kawasan itu tidak menentu.

Pembatasan pendakian lewat Solok Selatan katanya, demi keselamatan pendaki karena akan lebih mudah memantaunya.

"Memang akan ada antrean pendaki namun itu akan membuat pengunjung semakin penasaran," katanya.

Pengurusan simaksi bisa dilakukan di Kantor Wilayah II Sumbar di Kota Padang, kantor Balai Besar di Sungai Penuh, dan Kantor Seksi IV di Solok Selatan.

"Khusus pendaki mancanegara simaksinya harus dari Balai Besar TNKS," ujarnya. (*)