Padang sosialisasikan pekan tani nasional sejak dini

id Syaiful Bahri

Padang sosialisasikan pekan tani nasional sejak dini

Kadis Pertanian Padang, Syaiful Bahri. (Antara Sumbar/MR Denya Utama)

Ini sebuah kegiatan besar, akan ada tujuh puluh ribu lebih tamu, tentu masyarakat harus diinformasikan sejak awal

Padang, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Padang, Sumbar, menyosialisasikan Pekan Nasional Kontak Nelayan Tani Andalan (Penas KTNA) sejak dini kepada masyarakat guna menyukseskan kegiatan yang dihelat pada 2020 tersebut.

"Ini sebuah kegiatan besar, akan ada tujuh puluh ribu lebih tamu, tentu masyarakat harus diinformasikan sejak awal," kata Kepala Dinas Pertanian Padang, Syaiful Bahri di Padang, Senin.

Sasaran sosialisasi ini khususnya kepada masyarakat yang berprofesi di bidang perikanan, pertanian, perkebunan dan kehutanan.

Di Padang warga berprofesi petani dan nelayan saja jumlahnya belasan hingga puluhan ribu dari satu juta penduduk kota.

Tujuannya, jelas dia untuk mengenalkan dan memberikan pemahaman tentang adanya pekan nasional yang dikhususkan untuk kelompok petani dan nelayan tersebut.

Terlebih di Padang, dengan topografi perbukitan dan laut, kedua profesi tersebut dinilai cukup strategis dalam kegiatan ekonomi disamping berdagang.

Dengan adanya pemahaman dari masyarakat tentu dukungan pelaksanaannya akan bertambah.

Sebagai contoh saat ini pemerintah tengah menyusun bentuk kegiatan, logo dan tema untuk pelaksanaan yang dihelat terakhir di Banda Aceh pada 2017.

Sesuai hasil sebelumnya di Aceh, arahan Penas KTNA berikutnya pada modernisasi sarana pertanian, perkebunan dan perikanan.

Hal ini juga akan disosialisasikan untuk mendorong nelayan atau petani berinovasi dalam mengembangkan dan meningkatkan produknya.

Perhatian masyarakat ini diprediksi menjadi modal pemerintah untuk memperkuat faktor pelaksanaan lain seperti penguatan infrastruktur.

Ajang ini, kata Syaiful memberi arti penting bagi kelompok tani dan nelayan untuk memunculkan potensi seperti dalam dunia industri.

Sekaligus juga nantinya bisa menjadi ajang berbagi antar kelompok satu daerah dengan lainnya. (*)