Istano pagaruyung jadi "tulang punggung" PAD pariwisata Tanah Datar

id Istana Pagaruyung,Pariwisata Tanah Datar

Istano pagaruyung jadi "tulang punggung" PAD pariwisata Tanah Datar

(ANTARA SUMBAR/Arif Pribadi/11)

Batusangkar, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) menargetkan sektor pariwisata dapat menyumbangkan pendapatan sebanyak Rp6,8 miliar untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) setempat untuk tahun 2018.

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Tanah Datar, Edi Susanto di Batusangkar, Rabu, menyebutkan jumlah tersebut sebagian besar ditargetkan berasal dari Objek Wisata Istano Basa Pagruyuang.

"Seperti tahun sebelumnya, penyumbang terbesar pada sektor pariwisata di Tanah Datar adalah Objek Wisata Istano Basa Pagaruyuang," katanya.

Ia menyebutkan 99 persen target PAD tersebut didominasi oleh Istano Basa Pagaruyuang, sebab objek wisata tersebut selalu ramai dikunjungi oleh pengunjung lokal maupun mancanegara.

Menurutnya target Rp6,8 miliar tersebut dapat tercukupi sebagaimana yang telah terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, bahkan hingga saat ini pendapatan sudah mencapai angka Rp1,5 miliar,

"Mudah-mudahan apa yang dibebankan ini dapat tercapai, sebab beberapa waktu yang akan datang jumlah wisatawan diperkirakan akan meningkat seiring dengan datangnya musim liburan," ujarnya.

Ia menambahkan beberapa destinasi lain tetap memberikan pemasukan terhadap PAD Tanah Datar, akan tetapi jumlahnya tidak sebesar Istano Pagaruyuang.

Selain itu pihaknya juga terus berupaya untuk melakukan pembenahan terhadap beberapa destinasi wisata yang ada, seperti Puncak Pato, Desa Wisata Pariangan serta Istano Basa Pagaruyuang.

Sementara itu Direktur Direktur Komunitas Nagari Tuo Pariangan, Irwan Malin Basa mengatakan saat ini antusias wisatawan yang datang ke Tanah Datar atau khususnya ke Pariangan cukup tinggi, baik yang berasal dari dalam maupun luar negeri.

Ia menyebutkan selain untuk menikmati pemandangan atau pesona alam, pengunjung juga datang untuk mnyaksikan budaya dan kearifan lokal yang ada di daerah tersebut. (*)