Padang tindaklanjuti kerja sama kebencanaan dengan Kota Wellington, Selandia Baru

id Edi Hasymi

Padang tindaklanjuti kerja sama kebencanaan dengan Kota Wellington, Selandia Baru

Kepala BPBD Padang, Edi Hasymi. (cc)

Beberapa telah dilakukan seperti untuk penerapan zona aman tsunami di 20 titik di Padang
Padang, (Antaranews Sumbar) - Pemerintah Kota Padang, Sumbar segera menindaklanjuti penandatanganan kerja sama tentang kebencanaan dengan Pemerintah Kota Wellington, Selandia Baru.

"Beberapa telah dilakukan seperti untuk penerapan zona aman tsunami di 20 titik di Padang," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Padang, Edi Hasymi di Padang, Senin.

Dia menyebutkan kerja sama yang dijalin ini berkaitan dengan identifikasi, ancaman, dan informasi bencana, serta partisipasi masyarakat dalam pengurangan risiko bencana.

Menurutnya antara Padang dan ibu kota Selandia Baru tersebut memiliki kesamaan dalam hal ancaman bencana.

Sebagai contoh memiliki topografi dan letak yang sama di daerah rawan bencana serta di tepi samudera besar yakni Samudera Hindia.

Bahkan secara ancaman kedua kota potensial terdampak tsunami dan kerap terjadi banjir dan longsor.

Tentunya dengan keberhasilan Wellington dalam melakukan penanganan bencana dapat diadopsi oleh Padang dalam upaya penanggulangannya.

Sebagai contoh yang bisa diadopsi menganalisis tanah di Padang yang dinilai rawan longsor.

Kemudian melalui sistem terpadu yang telah dilaksanakan di Wellington juga akan diterapkan di Padang.

"Tindak lanjutnya juga akan ada studi lapangan serta pengadaan pelatihan dan seminar kebencanaan," ujar dia.

Dia menambahkan di Padang pihaknya telah menginisiasi sekolah dan keluarga cerdas bencana yang telah diluncurkan tahun lalu.

Untuk sekolah cerdas bencana terus dilakukan sosialisasinya dan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang kesiapsiagaan bencana di kalangan siswa dan guru.

Dengan ini juga, kata dia siswa dan guru menjadi duta bagi masyarakat dalam mitigasi bencana.

Sedangkan keluarga cerdas bencana lebih menitikberatkan pada penguatan pemahaman dan pemikiran antisipatif menangani bencana.

Program ini terus disosialisasikan pada warga yang berada di zona merah atau rawan bencana, seperti di Kelurahan Bungus atau Purus.

Bila dicatat, kata Edi ada sekitar 500 ribu warga yang tinggal di zona merah tersebut dari 1 juta jiwa lebih penduduk di Padang. (*)