Mentawai, (Antara Sumbar) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar) akan membentuk 33 desa tangguh bencana untuk mengurangi dan membentuk kemandirian dalam menghadapi bencana alam.
Bupati Kepulauan Mentawai, Yudas Sabaggalet di Tuapejat, Senin, mengatakan saat ini pihaknya sedang fokus menyiapkan hal-hal pendukung untuk membentuk desa tanggu bencana di daerah itu.
"Termasuk aturan hukum dan sarana pendukung untuk menciptakan desa tangguh bencana, ini menjadi perhatian kami," kata Yudas saat menghadiri seminar kebencanaan yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mentawai.
Membentuk 33 desa tangguh bencana yang tersebar di empat pulau besar di Mentawai katanya, menjadi hal yang prioritas dalam hal menghadapi dan mengurangi risiko bencana yang suatu saat bisa terjadi. Apalagi Mentawai menjadi salah satu daerah yang berpotensi gempa dan tsunami.
Ia menjelaskan, membentuk desa tangguh bencana akan membentuk kemandirian masyarakat dalam menggorganisir diri dalam menghadapi bencana, termasuk pemulihan pascabencana.
"Artinya desa tangguh bencana ini merupakan penanggulangan bencana berbasis masyarakat," katanya.
Lebih lanjut Yudas mengatakan, dalam membentuk 33 desa tangguh bencana tentu ada hal-hal yang harus menjadi perhatian bagi pemerintah, karena berkaitan erat dengan masyarakat.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kepulauan Mentawai, Nurdin menyebutkan, dalam membentuk desa tangguh bencana ada beberapa parameter yang ditentukan, 13 parameter menjadi syarat minimal dalam pembentukan desa tangguh.
"Sesuai dengan Perka BNPB nomor 1 tahun 2012, itu menjadi acuan kami dalam pembentukan desa tangguh bencana," katanya.
Ia menambahkan, dalam pembentukan desa tangguh bencana, dibagi dalam tiga kategori, yakni, desa tangguh bencana utama, madya dan pratama.
Nurdin mengatakan, saat ini beberapa desa sudah ada yang membentuk kemandirian dalam menghadapi bencana, hal itu tentu bisa menjadi faktor pendukung klasifikasi desa tangguh bencana.
Ia berharap, pembentukan desa tangguh bencana mendapat dukungan dari masyarakat serta pihak-pihak pemangku kebijakan dan stakeholder lainnya.
Seminar kebencanaan yang digelar BNPB merupakan salah satu rangkaian kegiatan memperingati tujuh tahun tsunami Mentawai.
"Pada Rabu(25/10) kami akan melakukan apel kesiapsiagaan bencana di Pagai Selatan, itu puncak peringatan tujuh tahun bencana tsunami Mentawai," katanya.
Dalam seminar tersebut BPBD Mentawai mendatangkan peneliti gempa dari Pusat Gempa Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Padang Panjang dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). (*)