Padang, (Antara Sumbar) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), mencatat dari Januari hingga Agustus 2016 terdapat 706 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di daerah itu dengan sembilan orang diantaranya meninggal dunia.
"Tren kasus DBD cenderung mengalami penurunan tetapi kita harus selalu waspada dengan terus melakukan pencegahan," kata Kepala Dinkes Kota Padang, Feri Mulyani melalui Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Evawestari di Padang, senin.
Ia menyebutkan kasus DBD pada Januari sebanyak 103 kasus dengan empat orang diantaranya meninggal dunia, kemudian pada Februari sebanyak 137 kasus dengan dua orang meninggal dunia, pada bulan Maret sebanyak 130 kasus dengan dua orang meninggal dunia.
Selanjutnya, pada bulan April 105 kasus dengan satu orang meninggal dunia, kemudian Mei dengan 83 kasus, Juni 60 kasus, Juli 35 kasus, serta Agustus 53 kasus dengan satu orang meninggal dunia.
"Kasus tersebut tersebar pada masing-masing kecamatan yang terdapat di Kota Padang," ujarnya.
Menurutnya, kasus terbanyak ditemukan pada Kecamatan Kuranji sebanyak 154 kasus, Koto Tangah 153 kasus, Padang Timur 75 kasus, Lubuk Begalung 67 kasus, Pauh 52 kasus.
Kemudian, Kecamatan Padang Utara 52 kasus, Nanggalo 49 kasus, Padang Barat 34 kasus, Lubuk Kilangan 33 kasus, Padang Selatan 25 kasus dan Bungus dengan 11 kasus.
"Untuk itu Dinkes selalu mengajak masyarakat untuk selalu peduli lingkungan dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M Plus," lanjut dia.
Diantaranya menguras tempat-tempat penampungan air, seperti bak mandi, ember air dan lain sebagainya, selanjutnya dengan menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti drum dan lainnya. Dan mengubur ataupun memanfaatkan kaleng-kaleng bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk.
Kemudian melakukan kegiatan pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan obat nyamuk atau anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung pakaian di dalam rumah yang bisa menjadi tempat istirahat nyamuk, dan lain-lain.
Sebelumnya, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Ilham Oetama Marsis mengatakan wabah DBD sejatinya sulit diberantas tapi peluang menginfeksi masyarakat dapat diperkecil sehingga tidak menyebabkan kejadian luar biasa.
Cuaca yang terus berubah dari hujan menjadi cerah dan sebaliknya, menurutnya membuat genangan air di tempat tidak beralaskan tanah semakin banyak.
"Media seperti ini menjadi tempat favorit nyamuk demam berdarah Aedes Aegypti untuk mengembangbiakkan jentik-jentik nyamuk, untuk itu setiap pihak tidak boleh membiarkan adanya genangan air tempat tumbuhnya jentik nyamuk," ujar dia. (*)
Berita Terkait
Menko PMK : Sosialisasi mitigasi bencana untuk minimalisasi korban
Jumat, 26 April 2024 9:00 Wib
Kelok Hantu makan Korban, operator Exavator tewas terseret air (Video)
Jumat, 26 April 2024 1:34 Wib
Polresta Padang bekuk jambret perempuan sebabkan korban luka berat
Kamis, 25 April 2024 18:30 Wib
Paska bencana banjir, YBM PLN santuni Anak-Anak Panti Asuhan di Tarusan Pesisir Selatan
Selasa, 23 April 2024 16:58 Wib
Jasa Raharja jamin seluruh korban Kereta Api Rajabasa terima santunan
Selasa, 23 April 2024 9:24 Wib
Komnas HAM berempati pada korban dugaan asusila Hasyim Asy'ari
Jumat, 19 April 2024 18:14 Wib
Polisi: 7 korban tewas kebakaran ruko Mampang ditemukan satu ruangan
Jumat, 19 April 2024 9:28 Wib
Ahli waris korban tragedi Sriwijaya Air SJ182 tuntut Boeing ke AS
Kamis, 18 April 2024 19:10 Wib