Pemerintah Diimbau Segera Monitor Korban Bom Brussels

id Bom Brussels

Jakarta, (AntaraSumbar) - Dewan Perwakilan Daerah mengimbau pemerintah segera memonitor perkembangan terkini dan menginventarisir secara cermat jumlah korban jiwa dari warga negara Indonesia (WNI) akibat ledakan bom Brussels Belgia, Selasa (22/3).

"Volume bom yang besar dan tersebar, membuka peluang jatuhnya korban lebih banyak, baik korban meninggal maupun luka," kata Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Farouk Muhammad, melalui siaran persnya yang diterima di Jakarta, Jumat malam.

Menurut Farouk Muhammad, diperlukan langkah sigap dan komunikasi yang efektif dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Brussels, agar segera dapat memastikan jumlah WNI yang menjadi korban.

Mantan Pimpinan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ini menegaskan, bom Brussels terjadi dalam suasana aktivitas publik yang ramai dan pada jam sibuk.

"Situasi sibuk seperti ini menjadi salah satu faktor yang diperhitungkan oleh pelaku teror bom, agar dampaknya menimbulkan korban secara massif," katanya.

Farouk yang sedang menjalani masa resesnya di Mataram, Nusa Tengggara Barat (NTB) ini melihat, sasaran utama pelaku teror bom bukanlah menghancurkan fasilitas publik semata dan ancaman bagi negara, tapi juga mengirimkan pesan rasa takut kepada masyarakat.

Doktor bidang criminal justice dari Universitas Florida AS ini menambahkan jika memperhatikan pola teror bom ini tidak hanya terkonsentrasi pada satu titik, tapi pada beberapa titik berbeda.

Pemerintah Indonesia, kata dia, sebaiknya memastikan di kedua lokasi peledakan bom, tidak ada lagi WNI yang menjadi korban.

"Peledakan bom di Brussels ini, bagi masyarakat Indonesia seakan memantik pengalaman kelam beberapa peristiwa ledakan bom. Teror bom dapat terjadi di mana saja dan kapan saja," ujarnya.

Farouk mengingatkan, aksi bom ini sesungguhnya menjadi peringatan bagi aparat keamanan Indonesia, semakin meningkatkan kewaspadaan aparatur intelijen dan penegak keamanan. (*)