Delapan penghuni rumah sederhana berwarna putih itu masih terlelap pada Kamis dini hari, ketika Wali Kota Padang Mahyeldi tiba di depan halaman dan mengetuk pintu.
Setelah mengetuk pintu tiga kali, sesosok perempuan keluar dan berdiri sambil mengusap mata di depan pintu. Ia kaget, di hadapannya telah berdiri orang nomor satu di Kota Padang bersama rombongan.
"Assalamualaikum buk, kami ka singgah makan sahur siko, (Assalamualaikum ibuk, kami ingin singgah makan sahur di sini)," ucap Wali Kota Mahyeldi.
Seakan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya, perempuan bernama Yeni itu malah masuk ke dalam dan mencari suaminya menyampaikan ada tamu yang hendak santap sahur.
Tak lama kemudian, dengan mengenakan jaket berwarna merah Ulil Amri selaku kepala keluarga di rumah itu datang dan mempersilakan Wali Kota beserta rombongan masuk.
Mahyeldi segera menuju bagian belakang rumah yang kondisi dindingnya retak besar sehingga tidak bisa ditempati.
Ia mengamati beberapa bagian dari bangunan yang berlokasi di Jaruai, Kelurahan Bungus Barat, Kecamatan Bungus Teluk Kabung, yang rusak akibat gempa 2009 sembari memukul-mukul dinding tersebut.
"Ini rusak akibat gempa pak, sudah dapat dana bantuan Rp15 juta tapi tidak cukup untuk memperbaiki," ucap Ulil kepada Wali Kota Mahyeldi.
Tak lama kemudian beberapa anggota rombongan yang hadir membentangkan tikar yang mereka bawa di bagian belakang rumah dan menghidangkan nasi dalam kemasan kotak untuk makan sahur.
Mahyeldi yang datang bersama Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda) Edi Hasymi, Kepala Dinas Kesehatan Eka Lusti serta Camat Bungus Teluk Kabung Imral Fauzi dan rombongan mengajak keluarga Ulil untuk makan sahur bersama.
Empat orang anak Ulil langsung duduk di samping Wali Kota di tikar yang telah dibentangkan tersebut.
Wali Kota Mahyeldi mempersilakan Ulil dan anak-anaknya menikmati hidangan sahur, tak lupa ia membuka bungkus lauk dan menghidangkan kepada dua orang anak Ulil yang masih kecil.
Empat anak Ulil terlihat lahap menikmati hidangan sahur dengan lauk ayam goreng dan ikan bakar. Sesekali mereka meneguk minuman dari air minum kemasan menggunakan sedotan.
Para tetangga pun berdatangan dan mereka diajak menikmati sahur bersama Wali Kota dan rombongan. Suasana menjadi riuh karena beberapa anak tetangga berebut hendak bersalaman dengan Wali Kota.
"Saya tidak menyangka sama sekali Pak Wali Kota akan singgah dan mau makan sahur di sini," ujar Ulil.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pelatih sekolah sepak bola di Kecamatan Bungus Teluk Kabung itu tak kuasa menahan haru saat orang nomor satu di Padang itu singgah sahur ke rumah sederhananya.
Ia masih tidak percaya kendaraan dinas Wali Kota Padang dengan nomor polisi BA 1 A parkir di depan rumahnya dan Wali Kota mau makan sahur bersama-sama.
Usai santap nasi kotak, Mahyeldi berbincang dengan anak bernama Khairul dan bertanya soal sekolah. Ia pun memberikan motivasi agar semangat dan rajin belajar agar bisa sukses.
Begitu adzan subuh berkumandang ia megajak anak-anak tersebut shalat Subuh ke masjid yang tidak jauh dari rumah tersebut.
"Sudah adzan mari kita shalat Subuh, ambil mukena dan sarung ya ayo kita ke masjid," ucap Mahyeldi.
Sebelum menuju masjid, Mahyeldi juga menyerahkan sejumlah bingkisan kepada Ulil serta uang tunai sebesar Rp1.500.000.
Ulil yang kini berusia 50 tahun ternyata pada masa muda mengaku pernah memperkuat kesebelasan Persatuan Sepakbola Padang (PSP) untuk bertanding mewakili Sumbar.
Kini bapak enam anak itu mengisi hari dengan melatih sepak bola di tingkat Kecamatan Bungus Teluk Kabung yang lokasinya berjarak sekitar 20 kilometer dari pusat Kota Padang.
"Saya lega atas perhatian yang diberikan Pemerintah Kota Padang untuk memperbaiki rumah ini," kata dia.
Ulil mengaku tidak pernah diberitahu sama sekali Wali Kota akan datang untuk makan sahur di rumahnya. "Hanya Pak RT yang mengabarkan akan ada tamu tapi tidak disebut siapa yang mau datang," ujarnya.
Wali Kota Mahyeldi menjelaskan pihaknya pada bulan Ramadhan menggelar program santap sahur dengan berkunjung ke rumah warga miskin untuk makan sahur bersama mereka.
"Ini merupakan program yang dilaksanakan sejak tahun lalu, dan pada Ramadhan kali ini ditargetkan pada sembilan rumah," ujar dia.
Ia mengatakan pihaknya akan mencari rumah warga yang tidak mampu untuk sahur bersama, kemudian jika rumah warga tidak layak akan diperbaiki melalui program bedah rumah.
Tim akan diturunkan hingga ke setiap kelurahan untuk meninjau rumah-rumah warga yang tidak layak untuk dikunjungi.
"Dari pengalaman yang didapatkan tahun lalu cukup memberikan pengaruh positif kepada kita dan masyarakat, jika ada camat yang ingin melakukan program serupa, silahkan," kata dia.
Dia menambahkan, saat program tersebut Wali Kota dan Wakil Wali Kota akan mengunjungi rumah warga bersama unsur muspida serta camat di wilayah masing-masing.
Mahyeldi mengatakan dipilihnya rumah Ulil Amri karena ia merupakan salah seorang pelatih sekolah sepak bola dimana kondisi rumahnya rusak berat akibat gempa 2009.
"Untuk rumah akan dilakukan bedah rumah setelah ini dengan menurunkan tim dari Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kota Padang dan instansi terkait," kata dia.
Sementara staf khusus Wali Kota Eri Santoso mengatakan dalam memilih rumah yang akan dikunjungi dilakukan survei terlebih dahulu apakah kondisinya cukup parah atau tidak.
Setelah itu baru diputuskan kapan jadwal singgah sahur namun tidak seorang pun anggota tim yang diberitahu dimana lokasinya.
Bahkan camat dan lurah juga tidak diberitahu rumah siapa yang hendak dikunjungi, hanya dikabarkan akan ada program singgah sahur di wilayah itu, ujar dia.
Ia menceritakan pada awalnya pernah ada ketua RT yang diberitahu akan ada kunjungan, ternyata bocor akhirnya keluarga yang hendak dikunjungi sudah bersiap-siap.
"Kami ingin pemilik rumah tidak tahu, semua perlengkapan mulai dari makanan hingga tikar sudah dibawa jadi mereka tinggal santap sahur," lanjut dia.
Menurut dia hal itu tidak merepotkan pemilik rumah dan menjadi sarana silaturrahim untuk tahu lebih dekat bagaimana kondisi masyarakat bawah.
Ia mengatakan sebelum berangkat semua SKPD terkait biasanya berangkat dari rumah dinas Wali Kota dan camat serta lurah setempat telah menanti di wilayahnya.
Eri menambahkan jika berbuka bersama sudah biasa, karena itu dipilih sahur sebagai sarana agar Wali Kota lebih tahu kondisi warganya. (*)