Pemerintah Keluarkan "Travel Advice" Terkait Penyebaran Mers

id Travel Advice

Jakarta, (Antara) - Pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan untuk tidak melakukan perjalanan bagi warga negara Indonesia ("travel advice")atau tidak berada di Korea Selatan terkait penularan virus gangguan pernapasan MERS yang sedang menyebar di negara tersebut.

"Kita sudah mengeluarkan 'travel advice' dan saya sudah berbicara juga dengan Ibu Menkes (Nila Moeloek,red). Kita 'advise' (mengimbau) mengenai situasi (penyebaran MERS di Korsel)," kata Menteri Luar Negeri Retno L.P. Marsudi saat ditemui di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri di Jakarta, Senin.

Menlu Retno menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia mengeluarkan "travel advice" mengenai wilayah-wilayah di Korea Selatan yang sedang mengalami penyebaran virus MERS ("Middle East Respiratory Syndrome").

"Kami sudah mengeluarkan 'travel advice' mengenai wilayah-wilayah yang sekarang sedang menghadapi kasus itu (MERS), dan anjuran-anjuran yang bersifat medis itu ada di lamannya Kemenkes," ungkap dia.

Retno juga mengatakan bahwa pemerintah akan melihat perkembangan penyebaran virus MERS terlebih dahulu sebelum meningkatkan status "travel advice" menjadi "travel warning" (peringatan untuk tidak melakukan perjalanan).

Kedutaan Besar RI di Seoul, Korea Selatan, mengimbau wisatawan Indonesia yang berkunjung ke negara tersebut untuk mewaspadai penularan virus gangguan pernapasan Mers dengan memperhatikan beberapa anjuran yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Korea Selatan.

Beberapa imbauan yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan Korsel kepada masyarakat untuk mencegah penularan MERS, antara lain dengan cara menghindari keramaian, menggunakan masker ditempat umum, rajin mencuci tangan, dan segera berobat ke rumah sakit terdekat jika mengalami gejala.

Kementerian Kesehatan Korsel juga mengumumkan bahwa jumlah keseluruhan serangan virus MERS di negara itu hingga Senin (8/6) mencapai 87 kasus.

Virus Mers mulai ditemukan mewabah di Korsel pada akhir Mei lalu, saat seorang pasien yang positif Mers menulari dua orang lainnya.

Dari 50 kasus MERS di Korsel, 33 orang yang terjangkit Mers, termasuk yang terdeteksi awal melalui tes laboratorium, merupakan pasien, pengunjung dan petugas medis di rumah sakit yang sama di mana kasus pertama ditemukan.

Virus MERS dideteksi pertama kali di Arab Saudi pada 2012, yang telah menyebabkan lebih dari 440 orang meninggal dunia.

Satu tim penyelidikan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengunjungi Korea Selatan untuk secara bersama meneliti penyebaran cepat Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) di negeri tersebut.

Berdasarkan peraturan kesehatan internasional, WHO bisa melakukan penyelidikan di lokasi di satu negara yang menghadapi penyakit menular dan memerlukan kerja sama internasional. (*)