Srilanka Larang Warga Asing Kunjungi Bekas Daerah Perang

id Srilanka Larang Warga Asing Kunjungi Bekas Daerah Perang

Kolombo, (Antara/AFP) - Militer Srilanka melarang warga asing mengunjungi bekas daerah perang dalam lawatan Presiden Mahinda Rajapakse ke daerah itu, kata pejabat dan sumber diplomatik, Ahad. Para warga asing dikembalikan ke Omanthai, pintu masuk -yang diawasi militer- ke Provinsi Utara, tempat presiden itu berkunjung, kata sumber diplomatik. Pejabat militer mengatakan larangan kunjungan itu telah diberlakukan sejak Jumat dan itu adalah untuk "kepentingan nasional". Polisi mengatakan mereka tiak punya peran untuk mengembalikan para warga asing ke Omanthai. Di antara mereka yang terkena larangan itu adalah para warga pribumi Sri Lanka dalam perjalanan mereka untuk menghadiri acara-acara perkawinan, pemakaman dan ritual agama di Jaffna, ibu kota etnik Tamil, kata surat kabar swasta Sunday Times. Sumber-sumber diplomatik mengatakan para ahli asing yang bekerja pada proyek-proyek pembangunan di bekas zona perang itu juga dikembalikan, kendatipun mereka memiliki izin untuk bekerja di sana. Rajapakse mengunjungi Provinsi Utara itu Senin untuk membuka kembali satu jalur kereta api ke ibu kota provinsi itu Jaffna. Ia juga akan memimpin satu pertemuan untuk meninjau kembali pekerjaan konstruksi di daerah, yang porak poranda akibat perang itu, di mana pasukan menumpas kelompok separatis Tamil Mei 2009 dan mengumumkan penghentian 37 tahun pertumpahan darah etnik. Srilanka berulang-ulang memperingatkan bahwa kelompok-kelompok minoritas Tamil di luar negeri mungkin berusaha menghidupkan kembali pemberontak Macan Tamil, yang kalah dalam perang bagi kemerdekaan minoritas etnik Tamil pulau itu. Akan tetapi, sejak berakhirnya perang tahun 2009 tidak ada serangan dilakukan pemberontak Tamil, yang pada saat era puncak kekuasaannya menguasai sepertiga wilayah negara itu. PBB memperkirakan sekitar 100.000 orang tewas dalam konflk separatis antara tahun 1972 dan 2009. (*/jno)