Wamendikbud Letakkan Batu Pertama SMK di Mentawai

id Wamendikbud Letakkan Batu Pertama SMK di Mentawai

Wamendikbud Letakkan Batu Pertama SMK di Mentawai

Tua Pejat, (Antara) - Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan Musliar Kasim meletakkan batu pertama Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Desa Saureinu, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, Minggu (7/9). "SMK ini merupakan SMK pertama yang ada di Kabupaten Kepulauan Mentawai," ujar Musliar saat meletakkan batu pertama pembangunan sekolah di Kecamatan Sipora Selayan itu. Mantan Rektor Universitas Andalas itu menambahkan dalam program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), yakni Pendidikan Menengah Universal (PMU) pada 2020 tidak ada anak yang tidak tamat sekolah menengah. PMU itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas penduduk di Tanah Air. Diharapkan pada 2020, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan menengah sekurang-kurangnya mencapai 97 persen. "Kami mengalokasikan satu atau dua SMK di sini. Jadi tidak adalah batasan untuk mengenyam pendidikan," kata dia. Pendirian sekolah itu berawal dari pertemuannya dengan Wakil Bupati Kepulauan Mentawai Rijal Samaloisa, yang meminta pembangunan sekolah di Mentawai. Wamendikbud kemudian mengusulkan pada Wabup Mentawai untuk pembangunan SMK. SMK tersebut rencananya memiliki empat jurusan yakni pertanian, perikanan, pariwisata, dan peternakan. Sekolah itu sudah memiliki 70 siswa. Hingga sekolahnya didirikan, mereka menumpang belajar di SD setempat. "Kemdikbud mengalokasikan Rp3 miliar untuk pembangunan sekolah dan akademi komunitas di sini," terangnya. Musliar mengatakan pendidikan sangat penting, oleh karena itu Dinas Pendidikan setempat tidak diperbolehkan memungut bayaran. Bupati Kepulauan Mentawai Yudas Sabaggalet mengatakan Wamendikbud Musliar Kasim merupakan pejabat pertama yang datang ke Mentawai. Yudas berharap anak-anak di Mentawai bisa mengenyam pendidikan di SMK yang baru itu. "Kami ingin Mentawai maju, tidak tertinggal dari daerah lain," cetus Yudas. Jarak antara Ibu Kota Sumatera Barat, Padang, ke Ibu Kota Kepulauan Mentawai, Tua Pejat, yakni 125 mil laut. Perjalanan bisa ditempuh dengan kapal cepat selama lima jam atau kapal motor selama delapan jam. Dari pantauan Antara, jarak antar satu desa ke desa lainnya cukup jauh. Sebagian jalan di wilayah itu sudah beton, namun sebagian lainnya belum terjamah aspal. (*/WIJ)