Polisi Arab Saudi Tahan Delapan Tersangka Perekrut Anggota ISIS

id Polisi Arab Saudi Tahan Delapan Tersangka Perekrut Anggota ISIS

Riyadh, (Antara/AFP) - Polisi Arab Saudi menahan delapan orang di daerah barat laut yang diduga mengrekrut para pemuda untuk bergabung dalam kelompok garis keras Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Polisi di Tamir, 150 kilometer utara Riyadh, menahan delapan orang "yang menipu para pemuda untuk bergabung dengan kelompok-kelompok garis keras luar negeri," kata kementerian dalam negeri, Selasa, seperti disiarkan kantor berita SPA. Penahanan itu dilakukan sebagai bagian dari operasi keamanan yang melaksanakan satu keputuasn kerajaan yang memerintahkan penindakan tegas terhadap para anggota dan pendukung kelompok-kelompok garis keras, kata pernyataan itu. Seorang imam dan seorang guru termasuk di antara orang yang ditahan, "para pendukung ISIS, menuduh mereka mendorong orang-orang muda pergi daerah-daerah perang di Suriah dan Irak," kata surat kabar milik Arab Saudi Al -Hayat. Kerajaan Arab Saudi mendukung satu bentuk keras Islam tetapi jengkel akibat bangkitnya kelompok radikal Islam di seluruh Timur Tengah. Pada 7 Maret, negara itu mengumumkan kelompok-kelompok garis keras adalah "organisasi-organiasi teroris" dan menginstruksikan para warga Saudi yang bertempur di negara-negara lain pulang. Kelompok-kelompok yang diklarifikasi sebagai teroris oleh Riyadh termasuk ISIS yang kini berganti nama IS (Negara Islam) dan Al Qaida dan afiliasi-afiliasinya. Mereka juga termasuk Ikhwanul Muslimin setelah pihak berwenang Arab Saudi mendukung keras tindakan militer Mesir yang menggulingkan presiden Mohamed Moursi dan tidakan keras terhadap gerakan Islam di mana ia adalah salah seorang tokoh pentingnya. Pada Februari, pemerintah mengatakan setiap warga Arab Saudi yang ikut dalam pertempuran di negara asing atau menjadi anggota "kelompok-kelompk teroris" akan menghadapi hukuman penjara tiga sampai 20 tahun. Pekan lalu, Mufti Agung Arab Saudi Sheikh Abdul Aziz al-Sheikh menyalahkan para petempur Al Qaida dan ISIS sebagai "musuh nomor satu" Islam. (*/jno)