PDIP-NU Bersinergi Jaga Spirit Agama Islam

id Hasto Kristiyanto

PDIP-NU Bersinergi Jaga Spirit Agama Islam

Hasto Kristiyanto. (Antara)

Jakarta, (Antara Sumbar) - PDI Perjuangan sejalan dengan Nahdlatul Ulama (NU) mengenai spirit membela negara Indonesia itu sebagian dari iman, oleh karena itu PDI Perjuangan akan selalu bersinergi dan beriringan dengan NU dalam menjaga spirit agama Islam yang rahmatan lil 'alamin.

Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan hal itu dalam acara Halalbihalal dan Konsolidasi PDI Perjuangan Kabupaten Bondowoso, Minggu.

Hasto menjelaskan, dalam upaya menjaga spirit Islam yang rahmatan lil 'alamin, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri turut serta bersama tokoh NU seperti Rois Aam PBNU KH Ma'ruf Amin yang pada tanggal 13 Juli lalu mendeklarasikan Majelis Zikir Hubbul Waton.

"Kami bersama-sama (Ibu Megawati dan tokoh NU) membangun sebuah kesadaran, pentingnya majelis dzikir, yang didirikan bersama dengan keluarga nahdliyyin, agar kita betul-betul bisa menjaga spirit keagamaan kita agar Islam sebagai rahmatan lil 'alamin, dan Islam mampu menjadi sebuah spirit di dalam kemajuan kita sebagai sebuah bangsa," kata Hasto dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta.

Hasto mengungkapkan, prinsip politik PDI Perjuangan yang bersinergi dangan NU dan juga para ulama sama seperti yang dilakukan Bung Karno yang juga punya kedekatan dengan tokoh-tokoh Islam.

"Bahkan Bung Karno menegaskan, kalau dada Soekarno ini dibelah, maka didalamnya yang ada adalah hati Islam. Tetapi Bung Karno sadar, bahwa Republik Indonesia dibangun untuk semua. Republik Indonesia terdiri dari berbagai macam suku bangsa, berbagai macam suku bangsa, ini punya ikrar pada 28 Oktober tahun 1908 untuk menyatakan diri sebagai satu bangsa, yang bertanah air satu," jelasnya.

Dalam kesempatan itu, Hasto juga menceritakan bagaimana ketika Ibu Megawati menjadi presiden. Saat itu, Megawati pun mewarisi semangat perjuangan dan nasionalisme Islam tersebut.

Contohnya dalam menghadapi dan memerangi terorisme, saat itu Presiden Megawati tidak mau diatur oleh kekuatan asing.

"Bahkan di dalam pidato di PBB, Ibu Megawati mengatakan akar persoalan terorisme karena ketidakadilan masalah Palestina. Karena itulah Republik Indonesia mendukung penuh kemerdekaan Palestina dengan seluas-luasnya," kata Hasto. (*)