Jakarta, (Antara Sumbar) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi, bergerak melemah sebesar 28 poin menjadi Rp13.320 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.292 per dolar Amerika Serikat (AS).
"Nilai tukar rupiah kembali mengalami tekanan terhadap dolar AS sejalan dengan mayoritas kurs di kawasan Asia," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan harga minyak mentah dunia yang berada di level rendah di tengah laporan persediaan minyak Amerika Serikat yang diperkirakan terus bertambah mempengaruhi laju mata uang berbasis komoditas.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di level 42,58 dolar AS per barel, dan Brent Crude di posisi 44,86 dolar AS per barel.
Di sisi lain, lanjut dia, fokus pelaku pasar uang juga sedang tertuju pada inflasi Juni 2017 yang diperkirakan masih terjaga, meski tetap terbuka potensi kenaikan inflasi seiring dengan kenaikan tarif listrik.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa data klaim pengangguran Amerika Serikat juga akan menjadi fokus para pelaku pasar uang, dengan data yang diperkirakan lebih buruk hasilnya dari periode sebelumnya tentu akan membebani pergerakan dolar AS, begitu pun sebaliknya.
Rangga mengatakan pergerakan rupiah berpotensi berbalik arah seiring dengan fundamental ekonomi nasional yang relatif masih kondusif. Sentimen mengenai peringkat investasi Indonesia akan menjaga mata uang domestik untuk jangka panjang. (*)
Berita Terkait
BI Sumbar harap cinta Bangga Paham Rupiah masuk kurikulum di Mentawai
Selasa, 23 April 2024 16:02 Wib
Pemerintah daerah antisipasi penggunaan mata uang asing di Mentawai
Selasa, 23 April 2024 12:49 Wib
Bank Indonesia jangkau daerah 3T untuk edarkan uang baru
Selasa, 23 April 2024 10:53 Wib
Rupiah Selasa pagi turun 7 poin menjadi Rp16.244 per dolar AS
Selasa, 23 April 2024 9:47 Wib
Rupiah Senin pagi naik 45 poin menjadi Rp16.215 per dolar AS
Senin, 22 April 2024 9:13 Wib
Sepekan, harga BBM imbas Iran-Israel hingga langkah BI jaga rupiah
Minggu, 21 April 2024 8:36 Wib
Ekspedisi Rupiah Berdaulat bantu percepat pertumbuhan ekonomi Mentawai
Jumat, 19 April 2024 18:29 Wib
Bank Indonesia tegaskan Ekspedisi Rupiah Berdaulat untuk jaga NKRI
Jumat, 19 April 2024 14:07 Wib