Jakarta, (Antara Sumbar) - Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menilai TNI memiliki kemampuan untuk memberantas teroris dalam berbagai ancaman.
"Saya kira masuk akal jika pemerintah ingin ada keterlibatan TNI dalam upaya memberantas terorisme. Karena TNI memiliki kemampuan itu, jadi sayang jika tidak dimanfaatkan," kata Fadli Zon usai menghadiri acara "Tadarus Puisi Ramadan di Hari Pancasila," di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Kamis.
Namun ia menjelaskan, nantinya harus diperjelas aturan dan porsinya agar tidak terjadi pelanggaran hak asasi manusia.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme di Indonesia tergantung pada kebutuhan dan memerlukan koordinasi yang lebih baik dengan aparat keamanan lainnya.
"Ya, tergantung kebutuhannya, TNI juga punya kelebihan dan kita butuh lebih banyak lagi, tapi harus ada koordinasi yang baik," kata Jusuf Kalla.
Pernyataan tersebut disampaikan JK untuk menanggapi usulan pelibatan TNI dalam pemberantasan terorisme yang akan diatur dalam Revisi Undang-Undang Anti-terorisme yang saat ini masih dibahas anggota DPR.
Terkait kritikan yang mengemuka bahwa pelibatan TNI akan meningkatkan risiko pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), Wapres mengatakan terorisme adalah tindakan kriminal yang keji dan aparat keamanan akan bertindak demi keselamatan warga dan kepentingan negara.
"Semuanya kepentingan negara, dan kepentingan rakyat, mau membedakannya bagaimana? Bangsa terdiri daripada rakyat jadi bukan hanya 'human right' karena ini memang kriminal, kejahatan, bukan melanggar 'human right'," kata dia.
Wapres menambahkan, meskipun pemerintah menginginkan pembahasan Revisi UU Anti-Terorisme dipercepat, namun tidak akan menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) karena Undang-Undang No 15 tahun 2003 tentang Tindak Pidana Terorisme masih mumpuni untuk melakukan penegakan hukum terhadap aksi terorisme.
"Dengan UU yang sekarang toh juga luar biasa, kita malah dipuji dunia bahwa kita melaksanakan, katakanlah Densus Kepolisian, tentara itu menanganinya dengan baik, walaupun ada satu dua yang gagal, tapi tidak bisa dikatakan begitu ada UU, terorisme selesai, tidak bisa," tuturnya.
Menurut JK, Revisi UU Anti-Terorisme merupakan suatu usaha untuk meningkatkan kinerja pemerintah dan aparat keamanan untuk menanggulangi aksi terorisme sejak dini. (*)
Berita Terkait
Fadli Zon: Bukittinggi perlu "rebranding" menjadi kota perjuangan
Rabu, 8 November 2023 16:25 Wib
BKSAP DPR kunjungi parlemen suriah mempererat persahabatan
Kamis, 18 Mei 2023 20:24 Wib
Fadli Zon: Gerakan Non-Blok tingkatkan kemitraan pulihkan ekonomi global
Selasa, 14 Maret 2023 17:51 Wib
Sandiaga Uno dan Fadli Zon upayakan keris jadi bagian ekonomi kreatif
Rabu, 20 April 2022 6:30 Wib
Fadli Zon pastikan tak ada sumbang uang sepeserpun untuk kelompok terorisme
Kamis, 17 Maret 2022 17:19 Wib
Hinca tak sepakat Densus 88 bubar meski pahami kegelisahan Fadli Zon terkait pemberantasan terorisme
Jumat, 8 Oktober 2021 6:38 Wib
Polair Tangkap Empat Kapal Pencuri Ikan
Selasa, 31 Agustus 2021 17:18 Wib
Fadli Zon raih penghargaan AIPA Distinguished Service Award dari AIPA karena berperan perkuat Forum Parlemen ASEAN
Kamis, 26 Agustus 2021 11:41 Wib