Solok Menuju Sentra Produksi Bawang Merah Sumatera

id bawang

Solok Menuju Sentra Produksi Bawang Merah Sumatera

Ilustrasi - Petani mengangkut bawang merah hasil panen. (Antara)

Hamparan hijau nan luas sejauh mata memandang ternyata bukan padang rumput, tapi kebun-kebun sayuran hasil cocok tanam masyarakat di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat.

Suburnya lahan pertanian di kawasan lereng Gunung Talang itu adalah "permata hijau" yang merupakan anugerah Tuhan kepada masyarakat di daerah berhawa sejuk tersebut.

Meski berbagai jenis sayur-mayur dapat tumbuh subur di sejumlah kecamatan di kaki Gunung Talang itu, namun bawang merah merupakan tanaman yang mendominasi ditanam masyarakat petani.

Bahkan, Pemkab Solok terus memperluas areal tanam bawang merah dan untuk tahun 2017 ditargetkan penanaman di lahan seluas 7.289,9 hektare atau mengalami kenaikan seluas 1.771,9 hektare dari 2016 yang hanya 5.518 hektare.

Nagari Alahanpanjang, Kecamatan Lembah Gumanti, merupakan salah satu lumbung tanaman hortikultura di Kabupaten Solok dengan komoditas unggulan bawang merah, selain lobak (kol) dan cabai merah.

Pemandangan menuju kawasan sentra pertanian itu, kiri dan kanan ruas jalan dapat disaksikan hijaunya tanaman bawang merah, lobak, cabai merah dan tomat.

Pondok-pondok sederhana berdinding kayu menjadi saksi yang menunjukkan adanya aktivitas petani menggarap lahan yang sebagian besar bersumber dari harta ulayat kaum mereka.

Halaman-halaman rumah penduduk di kawasan Alahan Panjang pun tidak ada lahan yang tersisa, semuanya dijadikan sebagai kebun-kebun kecil tanaman bawang merah, tomat dan cabai merah.

Panorama indahnya dua danau, yakni Danau Diatas dan Danau Dibawah, melengkapi argumentasi bahwa Solok tidak hanya lumbung hortikultura, tapi juga sebagai tujuan wisata menarik yang wajib dikunjungi.

Makdir, petani di kawasan Alahanpanjang menyebutkan sektor pertanian merupakan mata pencaharian utama penduduk secara turun temurun, khususnya sayur mayur.

"Bagi kami, bertani itu adalah mata pencaharian utama, dan dari hasil pertanian ini telah banyak warga yang sukses melanjutkan pendidikan anak-anaknya hingga ke luar negeri," katanya.

Meski jalan menuju sentra bawang merah di Sumbar itu tidak sebaik dibanding ruas jalan di kota, namun arus lalu lintasnya terbilang padat, dilantasi roda-roda dua dan empat dari berbagai merek terbaru yang sebagian besar pemiliknya adalah warga setempat.

Rumah-rumah petani Alahanpanjang yang tampak sederhana itu lengkap dengan garasi untuk memarkir mobil-mobil sederhana hingga mewah, seperti Fortuner, dan Pajero Sport.

Di samping dan di halaman depan rumah-rumah petani Solok juga berdiri "hirok" yang dibuat khusus sebagai tempat mengeringkan bawang merah setelah panen.

Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Solok Amri Fahmi mengatakan peningkatan luas tanam ini untuk mendukung target Kementerian Pertanian agar daerah itu memiliki 10.000 hektare areal bawang pada 2019.

Ia mengatakan untuk perluasan tanam ini Kementerian Pertanian pada 2017 membantu dana pengembangan lahan seluas 250 hektare, dan sarana dan prasarana untuk menunjang penanaman.

Dinas Pertanian terus mendorong petani memperluas areal tanam, khususnya di sentra-sentra penghasil bawang terbanyak, yaitu di Kecamatan Lembah Gumanti, dengan produksi pada 2016 mencapai 43.932 ton, Danau Kembar 5.838,4 ton, Gunung Talang 1.344 ton, Lembang Jaya 4.670 ton.

Kemudian juga dikembangkan di daerah penyangga untuk meningkatkan luas tanam, yakni Kecamatan Pantai Cermin dengan produksi pada 2016 sebanyak 912 ton, Payung Sekaki 862,9 ton, dan Hiliran Gumanti 418,5 ton.

Luas tanam bawang pada 2016 di Kecamatan Lembah Gumanti mencapai 3.917 hektare, Kecamatan Danau Kembar 570 hektare, Kecamatan Lembang Jaya 447 hektare, dan Kecamatan Gunung Talang 171 hektare.

Untuk penambahan luas tanam ini, pemerintah setempat memberikan bantuan melalui pihak nagari (desa adat) yang memenuhi syarat berupa bibit, mulsa, pupuk, pestisida, rumah pengeringan bawang, dan traktor untuk mengolah lahan.

Pengembangan luas tanam bawang ini akan difokuskan di Nagari Sungai Nanam, khususnya Kecamatan Lembah Gumanti sesuai arahan pejabat Kementerian Pertanian ketika meninjau wilayah itu beberapa waktu lalu.

Produksi bawang merah pada 2015 mencapai 57.346 ton dengan luas tanam 4.898 hektare, dan luas panen 5.004 hektare. Jumlah produksi bawang ini meningkat pada 2016 menjadi 59.045,3 ton dengan luas tanam 5.518 hektare dan luas panen 5.149 hektare.

Hasil produksi bawang merah ini dipasarkan ke provinsi tetangga seperti Riau, Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu.

Tidak hanya bawang merah, Solok juga sentra produsen kentang dan pada tahun 2016 memproduksi sebanyak 42.712 ton dengan luas tanam di areal 2.096 hektare. Kemudian tomat dengan produksi 54.662 ton di areal tanam 1.595 hektare, dan produksi cabai merah 18.899 ton dengan luas tanam 1.735 hektare.

Tingkatkan Luas Tanam

Kepala Seksi Hortikultura Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sumbar Fitrayeni menjelaskan pihaknya terus meningkatkan target luas tanam bawang merah pada tahun-tahun mendatang.

Ia merinci sebaran luas tanam tersebut selain di Kabupaten Solok dengan luas areal 5.478 hektare juga di Kabupaten Limapuluh Kota 60 hektare, Agam 399 hektare, Tanah Datar 105 hektare, dan Padang Pariaman 12 hektare.

Kemudian Kabupaten Solok Selatan 345 hektare, Dharmasraya 5 hektare, Pesisir Selatan 129 hektare, Payakumbuh 5 hektare, Padang 10 hektare, dan Kota Solok 5 hektare.

Untuk mencapai target dan memperlancar proses produksi, pihaknya memberikan bantuan kepada petani berupa tangki-tangki penampungan air, alat dan mesin pertanian, perbaikan irigasi dan sebagainya.

"Dengan adanya bantuan kepada petani diharapkan dapat memanfaatkannya dengan maksimal, agar produksi ke depan terus meningkat," katanya.

Ia menjelaskan permasalahan dalam produksi bawang merah adalah adanya hama dan penyakit. Pihaknya melakukan pengendalian terhadap hama, agar tingkat kerusakan atau kegagalan panen dapat diminimalkan.

Sementara produksi bawang merah di Sumbar mengalami kenaikan sebesar 2.575 ton atau menjadi 59.924 ton periode Januari hingga November 2016 dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar 57.349 ton.

"Produksi bawang merah terbesar masih berada di Kabupaten Solok, sama seperti tahun sebelumnya sebesar 52.959 ton," ujarnya.

Produksi bawang merah di Sumatera Barat naik sebesar 1.850,7 ton atau menjadi 54.580,9 ton periode Januari hingga Oktober 2016 dibandingkan periode yang sama pada 2015 sebesar 52.730,2 ton karena adanya penambahan luas tanam.

Untuk produksi di antaranya terdapat di Kabupaten Pesisir Selatan sebanyak 140 ton, Solok 47.245,7 ton, Tanah Datar 505,8 ton, dan Padang Pariaman 141,3 ton.

Selanjutnya Kabupaten Agam 3.129 ton, Limapuluh Kota 139,7 ton, Solok Selatan 3.370,3 ton, Dharmasraya 0,7 ton, Kota Solok 8,2 ton, dan Sawahlunto 0,2 ton.

Sebelumnya Menteri Pertanian RI Amran Sulaiman saat panen bawang di Kabupaten Solok menargetkan daerah itu menjadi lumbung bawang untuk Pulau Sumatera.

"Solok akan menjadi lumbung bawang merah untuk Sumatera," ujarnya saat panen raya padi dan tanam bawang merah di Nagari Sungai Nanam, Kabupaten Solok, 28 Desember 2016.

Ia menilai Solok berpotensi menjadi pemasok bawang merah karena memiliki beberapa keunggulan. Di antaranya kondisi geografis yang mendukung, kualitas yang bagus dan terbukanya pasar.

Oleh sebab itu, kata dia, provinsi yang ada di Sumatera tidak bergantung lagi pada bawang merah dari Brebes, dan Menteri juga meminta pedagang tidak menjual bawang merah ke luar Sumatera.

Harapan Menteri Pertanian dan dukungan Pemkab Solok, Pemprov Sumbar serta semangat dari sekitar 147.801 jiwa petani itu dipastikan Solok menjadi sentra produksi bawang merah di Sumatera segera terwujud. (*)