Dibekuk Barca 6-1, Emery Salahkan Pemainnya

id Liga Champions, Paris St Germain

Dibekuk Barca 6-1, Emery Salahkan Pemainnya

Barcelona, (Antara Sumbar) - Pelatih Paris St Germain (PSG) Unai Emery mengutuk timnya karena mengendurkan konsentrasi pada menit-menit terakhir pertandingan ketika mereka kalah 1-6 di markas Barcelona pada Rabu, yang membuat sang juara Prancis tersingkir dari Liga Champions sebelum perempat final untuk pertama kalinya dalam lima tahun.

Barca mencetak tiga gol pada tujuh menit terakhir pertandingan untuk mengukir kebangkitan yang sulit dipercaya, setelah kalah 0-4 pada leg pertama di Parc des Princes. Kekalahan ini membuat PSG menjadi satu-satunya tim sepanjang sejarah kompetisi ini yang menyia-nyiakan keunggulan empat gol.

"Pada beberapa menit terakhir kami kehilangan semua yang telah kami kerjakan dengan susah payah, dan tidak ada penjelasan untuk apa yang terjadi pada menit-menit terakhir, ini adalah semua atau tidak sama sekali," kata Emery kepada para pewarta.

"Kami harus menerima bahwa kami memiliki kesempatan untuk tumbuh setelah bermain begitu bagus pada leg pertama dan memperoleh banyak kepercayaan diri dan kami tidak mengambilnya. Anda belajar dari pengalaman-pengalaman negatif untuk masa yang akan datang dan ini merupakan pengalaman yang sangat negatif untuk para pemain, untuk saya, dan untuk staf."

Tandukan Luis Suarez membawa Barca memimpin pada menit kedua, memicu atmosfer yang disebut Luis Enrique sebagai yang terbaik yang pernah ia alami selama tiga tahunnya sebagai pelatih dan delapan tahun sebagai pemain.

"Pada babak pertama kami begitu terdampak dengan suasananya. Kami tidak memfavoritkan diri sendiri sebagaimana kami tidak dapat meneruskan pekerjaan bagus kami dari leg pertama, kami ingin lebih memperlihatkan karakter dan kehadiran namun kami kemasukan dua gol awal," tutur Emery.

Emery mengarahkan keluhan terhadap keputusan-keputusan wasit asal Jerman Deniz Aytekin, yang memberikan dua penalti kepada Barca pada babak kedua dan tidak mengabulkan permohonan penalti PSG ketika bola mengenai lengan Javier Mascherano.

"Beberapa hal berubah pada babak kedua dan saya lebih tenang ketika tim terlihat lebih baik dan lebih dapat menimbulkan masalah, bahkan setelah penalti membawa mereka menyamakan kedudukan," ucapnya.

"Keputusan-keputusan itu menguntungkan mereka, namun pada momen-momen vital kami semestinya mampu tampil lebih baik."

Presiden PSG yang berasal dari Qatar Nasser Al-Khelaifi mengatakan bahwa tidak ada alasan terkait kegagalan tim untuk melaju, di mana ini merupakan pertama kalinya PSG tersingkir paling awal di Liga Champions sejak klub ini diambil alih Qatar Investment Authority pada 2011.

"Tidak ada alasan, kami tidak bermain pada babak pertama. Setelah menang 4-0 pada leg pertama, hal ini sangat sulit diterima, namun kami tidak memiliki pilihan," tuturnya kepada para pewarta.

"Setelah leg pertama kami memiliki banyak alasan untuk percaya kami akan melaju ke perempat final, namun kami tahu bahwa pada sepak bola tidak ada yang dapat dijamin. Sangat sulit untuk menerima kemasukan tiga gol dalam tujuh menit dan semua orang merasa kecewa, sebagaimana yang Anda harapkan." (Reuters)