Panglima TNI Tinjau Syuting Film "Garuda 23"

id Panglima TNI

Jakarta, (Antara Sumbar) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo didampingi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono meninjau pelaksanaan syuting perdana film "Garuda 23" yang menceritakan kiprah Pasukan Garuda 23 di Lebanon dalam misi perdamaian dunia.

"Kita baru saja melihat syuting film untuk bersama-sama kita ketahui bahwa sejak 1957, TNI sudah melaksanakan tugas-tugas di bawah naungan PBB. Di dalam peperangan beberapa negara, kehadiran TNI untuk mewujudkan perdamaian berdasarkan kemanusiaan dan keadilan," kata Panglima TNI Gatot Nurmantyo usai meninjau lokasi syuting film itu di Bandara Halim Perdana Halim Kusuma, Jakarta Timur, Jumat.

Film "Garuda 23: I Leave My Heart in Lebanon" (Saya tinggalkan hati saya di Lebanon) menceritakan kisah nyata prajurit TNI saat melaksanakan tugas di Lebanon sebagai perwakilan dari Negara Kesatuan RI dalam melakukan diplomasi militer.

Film itu antara lain menceritakan mengenai seorang perwira yang melaksanakan tugas mulai persiapan dan bagaimana perpisahan dengan keluarganya.

Ada pula percintaan prajurit TNI lajang di Lebanon namun diwujudkan dalam pernikahan karena aturan perbedaan dengan tradisi dan sebagainya.

Kisah lain mengenai seorang perwira yang berani ikut membebaskan rekan-rekannya dari tentara Spanyol yang ditahan, kemudian bisa dibebaskan.

"Ini 'true story' (kisah nyata)," kata Panglima TNI.

Sekedar diketahui, Indonesia sesuai amanat UUD 1945 secara aktif melaksanakan perdamaian dunia, antara lain dengan mengirimkan pasukan perdamaian dari TNI yaitu Kontingen Garuda (Konga) I sampai dengan XXIII sejak 1957 hingga sekarang (sudah berjalan selama 58 tahun) ke berbagai belahan dunia, Timur Tengah, Afrika, Eropa dan Asia.

"Dari tahun 1957 sampai tahun kemarin, TNI selalu terbaik dari semua negara yang hadir di sana. Dari 124 negara, sekarang TNI mendapatkan rangking ke-10 dari jumlah prajurit yang dikirim. Kita targetkan masuk lima besar dalam pengiriman prajurit, dengan jumlah 4.000 personel," kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

TNI juga disebutnya populer karena kedekatannya dengan rakyat dengan semboyannya "TNI dan rakyat bagaimana ikan dan air".

"Pelaksanaan kedekatan dengan rakyat itu sebagai pelaksanaan doktrin 'Kemanunggalan TNI dan Rakyat' diwujudkan dalam pembinaan teritorial," ujarnya.

Namun di luar negeri, nama TNI sering dinilai kurang positif antara lain karena peritiwa Timor Timur (Timor Leste) karena dianggap Indonesia menginvansi Timor Timur.

Modal dasar pembinaan teritorial (Binter) dalam negeri ini dipraktekkan TNI pada pengiriman pasukan perdamaian PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) ke luar negeri.

Hampir semua Konga di manapun bertugas selalu mendapatkan pujian atau apresiasi dari Markas Besar PBB, baik di markas di daerah penugasan maupun di Markas Besar PBB di New York.

Gatot menyampaikan, keberhasilan-keberhasilan TNI tidak pernah surut sampai sekarang, selalu yang terbaik. Namun, sayangnya kebanyakan hanya dipahami oleh tentara-tentara luar negeri yang bersama-sama dengan TNI.

"Bahkan negara lainpun mengakui, dan meninjau tempat PBB Sentul. Tapi bangsa kita tidak memahami ini, karena publikasi yang minim. Untuk itu saya berterima kasih dengan Pak TB Silalahi, melalui TB Silalahi Picture untuk bersama-sama dengan TNI membuat film ini," katanya.

Di lokasi syuting, Jenderal Gatot melihat-lihat proses syuting yang diikuti oleh beberapa prajurit TNI.

Dia bahkan ikut mengoperasikan "clapperboard" atau papan penanda adegan film sebagai tanda dimulainya syuting.

Dalam kesempatan tersebut, TB Silalahi mengatakan film itu dibuat untuk menunjukkan kiprah TNI di dunia internasional, khususnya Pasukan Garuda Indonesia yang selalu berprestasi.

Sosok yang sebelumnya memproduseri film 'Toba Dreams' ini juga mengatakan, pembuatan film ini didasari oleh permintaan langsung oleh Panglima TNI.

"Tujuan film ini ya memperkenalkan bagaimana kiprah Pasukan Garuda 23 di luar negeri yang di sana mereka sangat dihormati dan hampir sebagian rakyat Indonesia tidak mengerti itu, bahwa pasukan kita berprestasi di luar negeri," katanya.

Setelah memberi pengarahan, Jenderal Gatot langsung berbincang dan berfoto dengan para pemain film antara lain Rio Dewanto, Revalina S Temat, Yama Carlos dan Boris Bokir.

Acara dilanjutkan dengan syukuran dan makan bersama para kru film di lokasi. (*)