Geliat Ekonomi di Pasar Raya Dini Hari

id #pasarraya

Geliat  Ekonomi di Pasar Raya Dini Hari

Pasar Raya Padang (foto Syafril Ardiansyah)

Saat jarum jam menunjukkan pukul 03.00 WIB dan sebagian besar warga Padang, Sumatera Barat, masih terlelap di peraduan, pedagang Pasar Raya Padang di Kampung Jawa telah sibuk memulai hari.

Di pagi buta ratusan pedagang bersiap memulai aktivitasnya di pasar yang terletak di Kecamatan Padang Barat itu. Mereka bersiap menggelar barang dagangan yang telah dibeli dari petani dan pedagang pengumpul pada sejumlah daerah di Sumbar.

Kendati suasana masih gelap dan hanya diterangi cahaya lampu jalan, tidak menghambat aktivitas transaksi yang dimulai pukul 04.30 WIB.

Satu per satu pembeli kemudian berdatangan untuk berbelanja. Pada umumnya mereka adalah para pengelola rumah makan atau pedagang yang akan kembali berjualan di pasar satelit atau kedai-kedai di perumahan.

Erna, salah seorang pedagang tomat, mengatakan jika mulai berdagang lebih pagi, berarti besar peluang dagangan lebih cepat habis terjual.

Ia sudah mulai menggelar tomat yang dibelinya dari Alahan Panjang itu sejak pukul 04.00 WIB setiap hari.

"Kebanyakan yang membeli pemilik rumah makan atau dari pasar pembantu, paling sedikit beli tiga kilo. Jadi cepat habis, dan saya bisa segera pulang melakukan aktivitas lain," ucapnya.

Meski sempat mengalami kerusakan akibat diguncang gempa 7,9 Skala Richter pada 30 September 2009 lalu, Pasar Raya tetap hidup.

Apalagi letaknya yang strategis sehingga menjadi salah satu pusat transaksi yang ramai sehingga pembeli dari Bengkulu, Riau, Jambi, hingga negara tetangga, Malaysia juga berjual beli ke pasar itu.

Pedagang lainnya, Ita (49), datang lebih awal lagi. Ia berangkat pukul 03.00 WIB dari rumahnya di kawasan Andalas, Padang, membawa sayuran hijau yang dibeli dari Bukittinggi.

Ramainya pedagang di Pasar Raya ketika Subuh juga memberi keuntungan tersendiri bagi para pembeli. Mereka bisa langsung berbelanja di pasar tersebut usai melaksanakan shalat subuh di masjid terdekat.

"Sayurannya masih segar pilihan juga banyak," ucap Ima, salah seorang pembeli.

Ia mengaku sengaja berbelanja pada pagi hari karena harga beli lebih murah dibandingkan siang hari.

Pembeli lainnya Zulkifli (48) menyebutkan harga barang di Pasar Raya ketika dini hari lebih murah Rp1.000 hingga Rp2.000.

"Kalau belanja banyak lebih untung apalagi barang yang dibeli akan dijual kembali di warung saya," ujarnya.

Selain itu berbelanja pada pagi hari udara yang masih segar dan lebih leluasa berkeliling pasar berbelanja kebutuhan karena belum terlalu ramai, lanjutnya.

Sebagian besar dagangan yang dijual merupakan bahan makanan dan kebutuhan harian, mulai dari sayuran, cabai, tomat, bawang dan lainnya.

Sementara, di Kecamatan Padang Barat, Kota Padang, juga terdapat pasar pagi di Purus yang memulai aktivitas sejak Subuh.

Pasar pagi Purus merupakan salah satu pasar alternatif yang cukup ramai terutama sejak gempa tahun 2009 karena Pasar Raya mengalami kerusakan.

Berbeda dengan keadaan Pasar Raya saat ini, Pasar Purus terlihat lebih bersih dan tertata sehingga memberikan kenyamanan dan kemudahan pembeli dalam berbelanja.

Pasar Purus berada di lokasi yang strategis tepatnya Jalan Juanda yang ramai dilalui angkutan pribadi dan umum sehingga memudahkan akses menuju lokasi tersebut.

Janu (53), pedagang telur di pasar tersebut, mengatakan aktivitas jual beli sudah dimulai terjadi sejak pukul 05.30 WIB.

Ia sendiri membuka toko sejak pukul 05.00 WIB setelah menunaikan shalat Subuh.

Pedagang lainnya Wirmen mengaku mulai menggelar lapak dagangan pada pukul 06.00 WIB .

Wirmen berangkat dari rumah pukul 03.00 WIB ke Pasar Raya membeli sayuran dan cabai untuk dijual kembali di Pasar Purus.

Pasar Purus beroperasi setiap hari mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 14.00 WIB. Pembeli yang datang umumnya masyarakat sekitar yang berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari.

Sementara Pemerintah Kota Padang mulai membangun dan merenovasi tiga pasar strategis, yaitu Pasar Raya Inpres II, IV dan Pasar Lubuk Buaya pada 2015.

Wali Kota Padang Mahyeldi mengatakan pascagempa 2009 pemerintah kota terus berupaya untuk mempercepat pemulihan Pasar Raya Padang dengan mendirikan kios penampungan darurat.

Pada 2011, telah dibangun Pasar Raya blok I menelan anggaran Rp42,3 miliar, ucap dia.

Menurutnya pembenahan pasar harus lebih cepat apalagi akan memasuki masyarakat ekonomi ASEAN.

Agar Padang tidak tertinggal jauh, pembenahan Pasar Raya Padang merupakan hal pokok, ujar dia.

"Dalam jangka pendek, saya telah instruksikan kepada SKPD terkait untuk segera melakukan pembangunan drainase sekaligus memperbaikinya. Agar ketika hujan tiba, tak ada lagi jalan pasar yang becek dan menimbulkan bau tak sedap," ujarnya.

Ia mengatakan Pasar Raya Padang akan dilengkapi peta, papan petunjuk arah lokasi para pedagang dua bahasa, Indonesia dan Inggris.

Taman-taman kecil juga akan dibangun dengan memanfaatkan ruang yang ada guna memberikan kesan pasar yang teduh dan sejuk.

Anggota DPRD Kota Padang Muharlion menilai pemerintah kota sebenarnya telah mulai melakukan pembenahan pada sejumlah pasar, namun karena keterbatasan anggaran belum maksimal.

Ia memandang pembenahan sejumlah pasar perlu dilakukan karena jika pasar nyaman pembeli akan ramai sehingga perekonomian menjadi lebih hidup.