Penderita Tumor Syaraf di Agam Butuh Bantuan

id Penderita Tumor Syaraf di Agam Butuh Bantuan

Penderita Tumor Syaraf di Agam Butuh Bantuan

Depi Yunita (25) menggendong Muhammad Deri sambil melihatkan foto buah hatinya yang saat berumur enam bulan matanya tertutup tumor.

Lubukbasung, (Antara) - Depi Yunita (25), warga Simpang Tigo, Jorong Sikabu, Nagari Kampung Tanggah, Kecamatan Lubukbasung, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, membutuhkan dana sekitar Rp20 juta untuk biaya operasi anak semata wayang yang mengalami tumor syaraf pada bagian kepalanya. "Dana sebesar Rp20 juta ini saya gunakan untuk biaya operasi Muhammad Deri (5), menderita tumor syaraf pada bagian kepala semenjak lahir. Saya berharap bantuan dari donatur untuk kesembuhan M Deri," kata Depi Yunita di Lubukbasung, Jumat (13/12). Depi menambahkan, dia sudah melakukan berbagai upaya untuk mendapatkan biaya, karena dia tidak memiliki uang untuk biaya operasi. Sementara suaminya Rahmad Hendri (32), hanya bekerja sebagai pedagang ikan keliling dengan pendapatan Rp50 ribu per hari. Pihaknya telah menyurati Bupati Agam Indra Catri sebanyak dua kali yang pertama pada Sabtu (31/11) tidak ada tangapan dari bupati. Pada Senin (9/12), juga mengajukan surat untuk bupati yang diserahkan langsung kepada ajudan di rumah dinas. Namun surat kedua telah ditangapi dengan memerintahkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Kabupaten Agam untuk memberi bantuan. "Baznas Kabupaten Agam telah menemui saya untuk meminta Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK) pada Kamis (12/12)," katanya. Ia menerangkan, biaya sebesar Rp20 juta ini digunakan untuk operasi yang ketiga kalinya. Apabila operasi tidak dilakukan, maka M Deri akan terus mengalami sakit pada bagian kepala dan sampai kejang-kejang. "Saya dapat informasi dari dokter syaraf Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) M Djamil, apabila operasi ketiga dilakukan sakit tersebut akan hilang," tegasnya. Sebelumnya, operasi pernah dilakukan pada 2008 dan 2010 di RSUP M Djamil dan hasilnya belum sempurna. Sementara biaya operasi ini berasal dari Jamkesmas milik orang lain dan bantuan donatur. "Saat ini saya belum memiliki Jamkesmas atau Jamkesda. Saya sudah berusaha untuk mendapatkan jaminan kesehatan itu kepada jorong dan wali nagari, namun tidak ada tangapan sampai sekarang," katanya. (**/ari/WIJ)