Padang (ANTARA) - Bencana banjir bandang dan galodo yang melanda Sumatera Barat sejak akhir November hingga Desember 2025 telah menimbulkan dampak serius terhadap kehidupan masyarakat, tidak hanya pada kerusakan infrastruktur dan permukiman, tetapi juga pada lumpuhnya aktivitas ekonomi warga. Di sejumlah wilayah terdampak, terutama kawasan bantaran sungai dan daerah perbukitan, banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) kehilangan sarana produksi sehingga tidak dapat melanjutkan kegiatan usahanya.
Merespons kondisi tersebut, Universitas Baiturrahmah (Unbrah) Padang melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis melaksanakan Program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Tanggap Darurat Bencana bertajuk “Strategi Pemulihan UMKM Pasca Banjir Bandang di Sumatera Barat Melalui Penguatan Manajemen Usaha dan Strategi Digital Marketing.” Program ini merupakan bagian dari upaya percepatan pemulihan ekonomi masyarakat terdampak bencana di Sumatera Barat.
Kegiatan PKM ini diketuai oleh Harry Wahyudi, SE, M.Si, Ph.D, dengan anggota tim Dr. Edi Suandi, MM dan Chandra Syahputra, SE, MM. Program pengabdian tersebut dibiayai melalui hibah Kementerian Sains, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemensaintekdikti) sebagai bagian dari skema pengabdian masyarakat tanggap darurat bencana.
Dalam pelaksanaannya, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unbrah menyalurkan bantuan senilai Rp170 juta kepada pelaku UMKM yang terdampak banjir bandang dan galodo di Kecamatan Pauh, khususnya di Kelurahan Kapalo Koto dan Lambung Bukik, Kota Padang. Bantuan yang diberikan difokuskan pada pemulihan sarana usaha agar aktivitas ekonomi masyarakat dapat kembali berjalan.
Bantuan tersebut berupa berbagai kebutuhan penunjang usaha UMKM, antara lain kompor, tabung gas, magic com, termos nasi, centong nasi, perlengkapan makan, serta mixer. Seluruh bantuan disesuaikan dengan jenis usaha warga terdampak, terutama usaha kuliner dan usaha rumah tangga yang selama ini menjadi sumber penghidupan utama masyarakat setempat.
Ketua tim pengusul Harry Wahyudi menjelaskan bahwa bantuan ini tidak hanya bersifat karitatif, tetapi juga diarahkan untuk mendorong keberlanjutan usaha. Selain bantuan peralatan, program ini juga disertai dengan penguatan kapasitas pelaku UMKM melalui pendampingan manajemen usaha serta strategi pemasaran digital agar usaha dapat berkembang lebih adaptif pascabencana.
Ia menambahkan, banyak pelaku UMKM di wilayah terdampak yang sebelumnya bergantung pada aktivitas ekonomi lokal, seperti di kawasan Batu Busuk dan sekitarnya, terpaksa berhenti beroperasi akibat kerusakan peralatan dan terputusnya rantai produksi. Kondisi tersebut membuat pemulihan ekonomi menjadi kebutuhan mendesak agar masyarakat tidak terjebak dalam krisis berkepanjangan.

Melalui program ini, Universitas Baiturrahmah berharap dapat membantu pelaku UMKM untuk bangkit kembali, memperkuat ketahanan ekonomi keluarga terdampak bencana, serta mendorong pemulihan sosial ekonomi masyarakat Sumatera Barat secara berkelanjutan pascabanjir bandang dan galodo.*
Penulis : Harry Wahyudi, SE, M.Si, Ph.D dan Tim PkM
