Jakarta (ANTARA) - Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indri Yogyaswari mengatakan pihaknya bakal berkoordinasi untuk memperluas cakupan imunisasi di wilayah Sumatra yang terdampak bencana banjir dan longsor, serta terdapat tiga target perluasan tersebut.
Indri mengatakan di Jakarta, Senin, bahwa ketiga target tersebut yakni imunisasi tambahan di pos pengungsian, imunisasi tambahan di tempat yang terdampak langsung, serta di tempat munculnya suspek campak.
Sebelumnya, kata Indri, Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran (SE) tentang Penanggulangan Penyakit Yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I) di tiga provinsi yang terdampak bencana. Namun demikian, lanjut dia, dalam pelaksanaannya masih terdapat sejumlah tantangan.
Adapun sejumlah tantangannya, katanya, yakni ketersediaan vaksin, penyimpanan yang rusak, dan kurangnya tenaga vaksinator.
Dia menyoroti tiga alasan pentingnya imunisasi tersebut. Pertama untuk melindungi diri sendiri, dimana imunisasi akan membentuk antibodi sehingga tidak terkena penyakit berat atau tidak menimbulkan kecacatan bahkan kematian.
"Kemudian dari sisi orang lain ada dua hal, mungkin yang pertama dia membentuk kekebalan kelompok," katanya.
Dengan imunisasi, katanya, transmisi bibit penyakit akan tertahan, pun kalau tersebar tidak menimbulkan penyakit karena banyak yang sudah menerima vaksin.
Ketiga, lanjutnya, untuk melindungi orang lain. Dia menyebutkan bahwa anak masih tergantung pada orang tua dan keluarganya, sehingga hidup bersama. Apabila memberikan anak perlindungan dengan imunisasi, maka satu keluarga juga terlindungi.
"Nah kita punya program namanya imunisasi kejar, yang mana dia diberikan pada kelompok target umur yang sebenarnya sudah lewat dari yang seharusnya," kata Indri.
Menurutnya, tidak ada kata terlambat dalam imunisasi. Semua anak harus diberikan imunisasi, guna mengembangkan kekebalan kelompok (herd immunity) dan mencegah adanya kejadian luar biasa PD3I.
Sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh menyatakan mulai mewaspadai penyakit menular di titik-titik pengungsian korban banjir di sejumlah kabupaten/kota yang terdampak bencana pada November 2025.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinkes Aceh Ferdiyus di Banda Aceh, Jumat (19/12), mengatakan para pengungsi korban banjir mulai terserang penyakit menular di antara Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), gatal-gatal, dan diare.
"Kami mulai mewaspadai penyakit menular tersebut, termasuk campak. Campak ini yang kami khawatir dan kalau menular bisa menjadi kejadian luar biasa," katanya.
Untuk penyakit menular tersebut, pihaknya sudah mengarahkan tenaga kesehatan di lapangan agar menempatkan pasien ke tenda terpisah, serta memantau pasien dan pengungsi lainnya serta memastikan tidak ada penularan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kemenkes upayakan perluas imunisasi anak di wilayah terdampak bencana
