Painan (ANTARA) - Bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Pesisir Selatan sejak Rabu hingga Kamis (27/11/2025) menimbulkan dampak besar bagi masyarakat. Berdasarkan laporan sementara Media Center Tanggap Darurat, sebanyak 4.256 unit rumah terendam, satu rumah dilaporkan terbawa arus, serta 21.280 jiwa terdampak. Satu korban jiwa juga dikonfirmasi meninggal dunia akibat bencana ini.
Kerugian sementara akibat banjir dan longsor diperkirakan mencapai Rp147,6 miliar. Sementara itu, dampak terhadap fasilitas umum, termasuk sekolah, rumah ibadah, dan jaringan jalan—masih dalam proses pendataan oleh tim gabungan. Banjir melanda wilayah luas dengan sebaran kerusakan paling signifikan berada di tujuh kecamatan.
Menurut data BPBD, Kecamatan Koto XI Tarusan menjadi salah satu titik paling terdampak. Air menggenangi Nagari Duku, Batu Hampa, Nanggalo, Kapuh Utara, Duku Utara, Batu Hampar Selatan, hingga Jinang Kampung Pansur. Sejumlah ruas jalan dilaporkan licin, terputus, dan sulit dilalui akibat lumpur yang terbawa arus.
Kecamatan Bayang juga mengalami dampak besar dengan genangan meluas di Gurun Panjang, Kapelgam Koto Barapak, Kubang Koto Barapak, Kapeh Panji Jaya, Aur Bagaluang Talaok, Api-Api Pasar Baru, Asam Kamba, Sawah Laweh, serta Gurun Panjang Utara, Barat, dan Selatan. Kecamatan ini tercatat sebagai salah satu lokasi dengan laporan kerusakan rumah dan lahan pertanian paling banyak.
Di Kecamatan IV Jurai, banjir melanda kawasan Lumpo, Ampuan Lumpo, Sungai Gayo Lumpo, dan Sungai Sariak. Luapan air dari sungai yang melintasi pemukiman padat menyebabkan genangan cepat meningkat sehingga warga harus dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Sementara itu, Kecamatan Batang Kapas juga tak luput dari banjir. Wilayah IV Koto Mudiak, IV Koto Hilie, Koto Nan Duo IV Koto Hilie, Koto Nan III IV Koto Hilie, Tuik, hingga Sungai Nyalo mengalami peningkatan ketinggian air sejak malam sebelumnya. Petugas bersama masyarakat bergotong royong mengevakuasi lansia, anak-anak, dan perempuan ke lokasi pengungsian.
Di Kecamatan Sutera, genangan terpusat di Amping Parak Timur, sedangkan di Kecamatan Lengayang, Kambang Utara kembali dilanda banjir akibat tingginya curah hujan. Aliran air yang kuat juga memicu potensi longsor di beberapa titik perbukitan.
Kepala Dinas Kominfo dan Informatika Pessel sekaligus juru bicara Pemkab Pessel, Wendi, mengatakan bahwa pemerintah telah mendirikan sejumlah posko darurat di lokasi aman. Posko menyediakan makanan siap saji, air bersih, selimut, layanan kesehatan, hingga tempat pengungsian sementara bagi masyarakat yang terdampak parah.
Selain respons cepat, Pemkab Pessel juga mempercepat pendataan kerusakan rumah, fasilitas umum, serta infrastruktur. Pendataan ini diperlukan sebagai dasar pengajuan status darurat serta pelaksanaan pemulihan pascabencana yang lebih terarah. Petugas juga mulai memetakan titik rawan untuk mengantisipasi banjir susulan.
Wendi menambahkan bahwa BPBD Pessel terus berkoordinasi dengan BNPB dan Pemprov Sumbar untuk memastikan dukungan tambahan, terutama alat berat untuk membuka akses jalan, logistik bantuan, hingga tim teknis untuk penanganan tanggap darurat. Proses evakuasi dan distribusi bantuan masih terus berlangsung di lapangan.
Dengan kondisi cuaca yang masih berpotensi ekstrem, pemerintah mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan menghindari aktivitas di daerah aliran sungai. Warga juga diminta segera melaporkan jika terjadi kenaikan debit air atau munculnya retakan tanah yang dapat memicu longsor di lingkungan masing-masing.
Hingga berita ini diturunkan, tim gabungan masih bekerja di sejumlah titik terdampak untuk memastikan keselamatan warga serta mempercepat pemulihan akses dan kebutuhan dasar masyarakat. Pemerintah daerah berkomitmen menambah dukungan sesuai perkembangan situasi di lapangan.
