Sawahlunto (ANTARA) - Anggota DPRD Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat, Ronny Eka Putra mengajak para pelajar untuk saling mendukung saat teman sebaya menghadapi masalah serta mengimbau guru lebih peka membaca perubahan perilaku siswa sebagai langkah menjaga kesehatan mental di lingkungan sekolah.
“Kalau teman sedang tidak baik-baik saja, hadir dulu sebagai pendengar, jangan dibiarkan sendirian. Jika masalahnya berat, bantu laporkan ke guru BK atau guru lain yang dipercaya,” kata Ronny Eka Putra, di Sawahlunto, Rabu.
Ia juga mengingatkan pelajar agar tidak memendam persoalan dan memiliki keberanian berbagi cerita kepada orang dewasa yang dipercaya ketika menghadapi tekanan psikologis, supaya masalah tidak berkembang menjadi beban mental yang lebih berat.
Ronny menegaskan bahwa sekolah harus menjadi ruang aman bagi siswa untuk bertumbuh, sehingga guru diminta meningkatkan kepekaan terhadap tanda-tanda distress emosional yang muncul pada peserta didik.
“Guru tidak hanya mengajar, tapi juga menjadi pendamping emosional bagi siswa. Kalau terlihat ada perubahan perilaku, segera dekati dengan empati dan komunikasikan dengan mekanisme pendampingan psikologis sekolah,” kata dia.
Kunjungan tersebut dilakukan untuk memastikan sekolah memperkuat sistem dukungan emosional bagi siswa, menyusul adanya dua peristiwa pelajar SMP yang mengakhiri hidup beberapa waktu lalu di kota itu.
Pemerintah daerah meminta satuan pendidikan membangun saluran komunikasi yang aman bagi siswa, memperkuat peran wali kelas dan guru BK, serta menyiapkan jalur rujukan ke tenaga profesional jika diperlukan.
Wali Kota Sawahlunto Riyanda Putra juga mengingatkan agar orang tua terlibat aktif dalam mendampingi perkembangan mental remaja di rumah, termasuk memberi ruang dialog agar anak merasa didengar dan dihargai.
Selain aspek psikologis, kunjungan tersebut turut dimanfaatkan untuk meninjau fasilitas sekolah guna memastikan kenyamanan dan keamanan belajar siswa tetap terjaga.
Upaya ini sejalan dengan agenda nasional peningkatan kualitas SDM, di mana perlindungan kesejahteraan mental pelajar merupakan bagian dari penguatan karakter menuju generasi Indonesia Emas 2045.
Melalui kolaborasi pemerintah daerah, sekolah, dan keluarga, Sawahlunto menegaskan komitmen menciptakan lingkungan pendidikan yang suportif, peduli, dan responsif terhadap kebutuhan emosional peserta didik.
