Pakar UNAND ungkap banyak bangunan ambruk gempa 2009 tanpa desain

id pakar struktur unand,prof fauzan,ponpes al khoziny,gempa 2009,ketahanan bangunan,desain bangunan

Pakar UNAND ungkap banyak bangunan ambruk gempa 2009 tanpa desain

Pakar Teknik Sipil Struktur Tahan Gempa dari Fakultas Teknik Universitas Andalas (UNAND), Sumatera Barat (Sumbar), Prof Fauzan saat memberikan paparan. ANTARA/HO-Universitas Andalas.

Padang (ANTARA) - Pakar Teknik Sipil Struktur Tahan Gempa dari Fakultas Teknik Universitas Andalas (UNAND), Sumatera Barat (Sumbar), Prof Fauzan mengaku menemukan banyak bangunan yang roboh akibat gempa Padang 2009 tanpa desain.

"Kita mengalami dan menemukan pascagempa 2009 Padang, bangunan itu tidak didesain dan hanya digambar saja," kata Prof Fauzan di Padang, Senin.

Ia menegaskan desain tersebut sangat penting dan vital bagi bangunan yang akan dirancang. Sebab, dari dokumen itulah nantinya bisa dipelajari serta dievaluasi bangunan ketika akan atau setelah digunakan masyarakat.

"Jadi bangunan itu bisa dicek dari gambar desain apakah sudah didesain dengan benar oleh seorang ahli struktur teknik sipil," kata lulusan bidang teknologi beton dari The University of Sheffield Inggris itu.

Menurut dia, jika sebuah bangunan mempunyai desain maka otomatis juga ada penanggung jawab yang bisa saling berkoordinasi terkait struktur yang akan dibangun dan lain sebagainya.

Pada kesempatan itu, ia juga menyinggung kasus ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khozini, Sidoarjo, Jawa Timur. Pengungkapan kasus ini bisa juga dimulai dari pencocokan desain bangunan apakah sudah sesuai atau tidak.

Kemudian, apabila detail engineering design atau DED Ponpes Al Khozini sudah sesuai prosedur, maka pihak terkait bisa mengecek atau menggali bagaimana proses pelaksanaan apakah sudah dibangun sesuai desain atau sebaliknya.

"Kalau dari pembangunan tidak ditemukan sesuai desain, nah berarti si pelaksana, kontraktor harus dimintai pertanggungjawabannya," kata dia.

Pewarta :
Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.