Simpang Empat (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat menjajaki kerja sama dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan Sumatera Utara dalam upaya kerja sama penyediaan benih sawit bagi petani di daerah itu.
"Kita menginginkan petani kelapa sawit di Pasaman Barat memperoleh benih sawit yang berkualitas sehingga hasil produksi bisa maksimal," kata Bupati Pasaman Barat Yulianto di Simpang Empat, Rabu.
Menurutnya pihaknya bersama Wakil Bupati M.Ihpan dan dinas terkait telah mengunjungi PPKS, PT. Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) dan Balai Besar Perbenihan dan Pelindungan Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Medan.
"Kita ketahui benih yang berkualitas memang ada di tempat yang kita kunjungi ini. Kita perlu menjajaki kerja sama kedepannya," katanya.
Dia mengatakan kelapa sawit merupakan komoditas andalan Pasaman Barat yang menopang perekonomian daerah.
Namun, ketersediaan benih yang terjamin mutunya masih menjadi tantangan yang perlu diatasi bersama.
Dengan adanya koordinasi itu, katanya, Pemkab Pasaman Barat optimis dapat menjamin ketersediaan benih sawit berkualitas tinggi sehingga mampu mendorong peningkatan hasil perkebunan dan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.
Pemkab Pasaman Barat sendiri terus melakukan edukasi kepada petani perkebunan kelapa sawit agar memilih bibit unggul untuk menghasilkan produksi yang lebih baik jika dibandingkan memakai bibit tidak unggul.
"Edukasi dan sosialisasi terus kita lakukan setiap pertemuan dengan para petani," katanya.
Pihaknya selalu menganjurkan kepada petani agar memilih bibit yang bersertifikat yang sudah teruji seperti di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) di Medan, Sumatera Utara dan di PT London Sumatera Simalungun Sumut.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Pasaman Barat Afrizal menambahkan banyak keuntungan bagi petani jika memakai bibit unggul.
Selain umur tanaman lama sampai 20-25 tahun juga produksinya di atas satu ton per hektare per bulannya.
Jika tidak pakai bibit unggul maka umur tanaman tujuh tahun sudah tidak produktif lagi dan produksi di bawah satu ton per hektare per bulannya.
Selain itu, katanya, tanda-tanda secara fisik kelapa sawit yang memakai bibit tidak unggul berbuah hanya sampai tujuh tahun, batangnya kurus dan kecil serta ketiak daun pelepahnya rapat. Berbeda dengan tanaman yang memakai bibit unggul.
Dia menambahkan total luas perkebunan kelapa sawit di Pasaman Barat mencapai 189.508 hektare terdiri dari perkebunan besar seluas 62.574 hektare dan perkebunan rakyat seluas 126.934 hektare dengan total produksi 2.873.113,89 ton.
