Merawat Sawah Luwung, lubang pendidikan tambang bawah tanah pertama di Indonesia

id lubang pendidikan,sawah luwung,tambang batu bara,ombilin,tambang bawah tanah,tambang ,merawat sawah luwung

Merawat Sawah Luwung, lubang pendidikan tambang bawah tanah pertama di Indonesia

Seorang pekerja PT Bukit Asam memasukkan potongan kayu ke bagian dinding terowongan Sawah Luwung yang mengalami kerusakan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (28/8/2025). PT Bukit Asam secara rutin melakukan pemeliharaan untuk memastikan bekas pertambangan yang kini menjadi lubang pendidikan itu dalam kondisi aman. ANTARA/Muhammad Zulfikar

Padang (ANTARA) - Di lorong gelap sepanjang 1,5 kilometer, pancaran sinar putih sejumlah alat penerangan portabel dari kejauhan terlihat seolah menari-nari. Begitu pula suara percakapan beberapa orang mulai samar terdengar. Mereka ialah para pekerja dari satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pertambangan yakni PT Bukit Asam (PTBA) yang tengah menyiapkan rencana perbaikan dinding terowongan akibat adanya kerusakan minor.

Lubang kelam dan sunyi itu dinamai Sawah Luwung yang terletak di Desa Rantih, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. Ialah sebuah bekas pertambangan batu bara milik PTBA yang dibangun pada 1980 dan kini disulap menjadi sarana pendidikan.

Salah seorang pekerja PT Bukit Asam menunjukkan besi penyangga berbentuk huruf U sebelum diisi potongan-potongan kayu guna mencegah kerusakan yang lebih parah di Kota Sawahlunto, Jumat (1/9/2025). Pascaberhenti beroperasi pada 2016 PT Bukit Asam menjadikan Sawah Luwung sebagai lubang pendidikan bagi mahasiswa pertambangan.

ANTARA/Muhammad Zulfikar

Supervisor Keselamatan Tambang Dalam Sawah Luwung, PTBA Ombilin Mining Site, Asmaliardi mengatakan Sawah Luwung atau yang kini kerap disebut lubang pendidikan merupakan satu dari sekian lubang tambang bawah tanah di Indonesia yang masih terjaga dan dirawat dari masa ke masa. Lubang pendidikan ini memiliki tinggi sekitar tiga meter dengan elevansi 214 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Dua pekerja PT Bukit Asam memasukkan potongan kayu ke bagian dinding terowongan Sawah Luwung yang mengalami kerusakan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (28/8/2025). PT Bukit Asam secara rutin melakukan pemeliharaan untuk memastikan bekas pertambangan yang kini menjadi lubang pendidikan itu dalam kondisi aman. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Asmaliardi yang sudah bekerja di PTBA sejak 1983 itu menyebutkan terdapat empat pekerja yang sedang merawat atau melakukan perbaikan atas kerusakan minor di dalam perut bumi tersebut.

Setiap pekerja dilengkapi dengan alat pelindung diri misalnya sepatu, helm dan senter kepala. Perkakas yang digunakan juga tergolong sedehana di antaranya cangkul, gergaji, palu hingga kapak.

Sejumlah pekerja PT Bukit Asam menyelesaikan perbaikan dinding terowongan Sawah Luwung yang mengalami kerusakan di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Jumat (29/8/2025). PT Bukit Asam secara rutin melakukan pemeliharaan untuk memastikan bekas pertambangan yang kini menjadi lubang pendidikan itu dalam kondisi aman. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Dengan cekatan, tangan-tangan terampil itu mulai memotong bulatan kayu cukup panjang berdiameter 10 hingga 15 centimeter (cm) menjadi potongan kecil yakni sekitar satu meter. Meskipun gelap, mereka tetap tampak begitu lihai dan mengenali setiap sudut terowongan yang berlapiskan "emas hitam".

Seorang karyawan PT Bukit Asam menunjukkan lokasi eks eksplorasi batu bara di Sawah Luwung, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (28/8/2025). Pascaberhenti beroperasi pada 2016 PT Bukit Asam menjadikan Sawah Luwung sebagai lubang pendidikan bagi mahasiswa pertambangan. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Satu per satu potongan kayu yang sudah jadi selanjutnya disusun rapi ke sisi dinding terowongan yang ditopang oleh besi tua berbentuk huruf U. Butuh kejelian dan ketelitian agar susunan kayu saling menopang serta mampu menahan beban dari atas. Rangkaian pekerjaan inilah yang merupakan bentuk tindakan pemeliharaan yang sedang dijalankan oleh pekerja PTBA.

Asmaliardi bercerita terowongan yang awalnya dieksplorasi oleh Belanda itu sudah berhenti melakukan aktivitas pertambangan pada 2016. Namun, PTBA tetap menunjukkan komitmen untuk membangun bangsa dari sisi yang berbeda yakni menjadikannya sebagai pusat edukasi dan pembelajaran tambang bawah tanah.

Seorang karyawan PT Bukit Asam menunjukkan cara kerja alat pengebor eksplorasi batu bara di lokasi eks pertambangan Sawah Luwung, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (28/8/2025). Pascaberhenti beroperasi pada 2016 PT Bukit Asam menjadikan Sawah Luwung sebagai lubang pendidikan bagi mahasiswa pertambangan.

ANTARA/Muhammad Zulfikar

Sejak resmi berhenti beroperasi dan beralih menjadi lubang pendidikan, Sawah Luwung menjadi rumah bagi mahasiswa dan peserta magang khususnya terkait ilmu pertambangan.

Di dalam terowongan tersebut, mahasiswa pertambangan akan menyaksikan langsung praktik-praktik pertambangan bawah tanah yang telah dilakukan sejak zaman Kolonial Belanda.

Beragam peralatan pertambangan yang diimpor dari beberapa negara seperti Polandia dan Inggris menjadi bukti sejarah bahwa dahulunya dari perut bumi Kota Sawahlunto, batu bara menjadi primadona yang membawa kesejahteraan dan kejayaan.

Seorang karyawan PT Bukit Asam mempraktikkan cara kerja mesin penarik lori terowongan Sawah Luwung, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (28/8/2025). PT Bukit Asam secara rutin melakukan pemeliharaan untuk memastikan bekas pertambangan yang kini menjadi lubang pendidikan itu dalam kondisi aman. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)
Mesin pengebor, lori dengan ukuran bervariasi hingga mesin penarik lori masih berfungsi dengan baik. Ketika menapaki kaki semakin jauh ke ujung lorong yang gelita, sejatinya pengunjung seakan dibawa ke suasana puluhan tahun silam.

Seorang karyawan PT Bukit Asam menunjukkan salah satu lori di terowongan Sawah Luwung, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (28/8/2025). PT Bukit Asam secara rutin melakukan pemeliharaan untuk memastikan bekas pertambangan yang kini menjadi lubang pendidikan itu dalam kondisi aman. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Dalam terowongan tanpa cahaya inilah mahasiswa pertambangan diajarkan oleh pemandu terkait bagaimana eksplorasi batu bara dilakukan dahulunya. Sarana pendidikan ini menjadi begitu penting dan vital karena kaya akan sisi historis dan ilmu pengetahuan yang mungkin saja tidak didapatkan di bangku perkuliahan.

Seorang pekerja PT Bukit Asam menunjukkan salah satu lubang bekas pertambangan batu bara pada jalur Sawah Luwung yang ditutup permanen setelah tidak lagi beroperasi di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (28/8/2025). Pascaberhenti beroperasi pada 2016 PT Bukit Asam menjadikan Sawah Luwung sebagai lubang pendidikan bagi mahasiswa pertambangan. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Sebagai salah satu lubang pendidikan tambang bawah tanah di Indonesia, Sawah Luwung termasuk yang terlengkap. Tidak hanya alat-alat pertambangan yang sudah modern pada masanya, lubang bekas tambang itu juga mempunyai sistem penyangga yang kokoh. Selain itu, yang terpenting ialah setiap pengunjung bisa melihat langsung batubara lapisan C yang diketahui memiliki kandungan 6.500 hingga 7.000 kilogram kalori (kkal), atau kualitas terbaik di dunia.

Seorang pekerja PT Bukit Asam menunjukkan bongkahan batu bara di terowongan Sawah Luwung di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Kamis (28/8/2025). PT Bukit Asam secara rutin melakukan pemeliharaan untuk memastikan bekas pertambangan yang kini menjadi lubang pendidikan itu dalam kondisi aman. ANTARA/Muhammad Zulfikar
Sehingga tidak heran sejak dibuka secara resmi sebagai lubang pendidikan pada Agustus 2017, Sawah Luwung hingga kini sudah didatangi sekitar 1.000 mahasiswa pertambangan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia untuk kepentingan pembelajaran.

Pewarta :
Editor: Antara Sumbar
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.