Pariaman (ANTARA) - UPTD Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Sumatera Barat mencatat konservasi penyu di Kota Pariaman telah melepaskan 800-an ekor tukik atau anak penyu ke laut sepanjang 2025.
"Rilis (pelepasan) tukik kami lakukan setiap tahun, cuman kami tidak memasang target, untuk tahun ini sudah ada 800-an ekor," Kepala UPTD Konservasi dan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan DKP Sumbar Wandi Afrizal di Pariaman, Rabu.
Ia mengatakan anak penyu yang dilepaskan ke laut tersebut ditetaskan di konservasi yang telurnya didapatkan dari masyarakat yang mengantarkannya ke konservasi.
Ia menyampaikan pihaknya menerapkan sistem adopsi terhadap telur penyu yang diantarkan masyarakat tersebut dan mengganti uang transportasi masyarakat dengan hitungan Rp3.150 per butir telur.
Namun, lanjutnya pihaknya mendorong masyarakat untuk tidak mengambil telur penyu secara masif di alam. Pengambilan telur penyu, kata dia hanya boleh dilakukan di sarang atau lokasi indukan menyimpan telur-telurnya yang rawan atau membahayakan keamanan telur mulai dari oknum masyarakat yang ingin mengonsumsi dan menjualnya hingga terkaman hewan lainnya.
"Kami ingin ke depan masyarakat sadar kalau penyu itu harus dibiarkan aja lestari di alamnya tanpa ada gangguan sama sekali," katanya.
Ia menjelaskan kehadiran konservasi penyu di Pariaman untuk mengedukasi terkait hewan yang dilindungi undang-undang tersebut sehingga masyarakat tidak lagi menangkap, memperjualbelikan apalagi mengonsumsinya.
Ia menambahkan meskipun pelepasan anak penyu itu saat ini ditawarkan kepada wisatawan dengan tarif Rp5 ribu per ekor namun pihaknya sedang mempersiapkan wacana pelepasan yang lebih konservatif.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Barat (Sumbar) mengungkapkan warga di provinsi itu masih banyak mengonsumsi telur penyu karena percaya dengan mitos bahwa telur dari reptil laut yang dilindungi itu memiliki banyak manfaat untuk kesehatan.
"Padahal dari segi kesehatan telur penyu kurang baik untuk kesehatan, lebih baik telur ayam, itik dan telur lainnya," kata Wakil Gubernur Sumbar Vasko Ruseimy saat mengunjungi UPTD Penangkaran Penyu di Pariaman.
Ia mengatakan warga Sumbar harus sadar dan tidak percaya dengan mitos yang berkembang di tengah masyarakat terkait manfaat mengonsumsi telur penyu.
