Menyongsong asa melepaskan keterisoliran Rura Patontang

id kampung Rura Patontang,Fasilitas kesehatan pasaman barat,Fasilitas kesehatan, puskesmas kecamatan pasbar,pasbar,sumbar Oleh Altas Maulana

Menyongsong asa melepaskan keterisoliran Rura Patontang

Pemkab Pasaman Barat berkolaborasi dengan IDI Cabang Pasaman Barat saat memberikan layanan pengobatan gratis di daerah terisolir Rura Patontang, Nagari Pamatang Panjang Kecamatan Koto Balingka, Rabu (11/6/2025). ANTARA/Altas Maulana.

Simpang Empat (ANTARA) - Selalu ada asa dan harapan masyarakat yang berdiam di suatu daerah terisolir setiap pejabat daerah menyambangi mereka.

Menyambut pejabat daerah yang berkunjung masyarakat yang berdiam di daerah yang jauh dari kata "merdeka" memunculkan secercah harapan akan perbaikan kedepannya.

Hal itu yang dirasakan warga daerah terisolir Jorong Rura Patontang, Nagari Pamatang Panjang Kecamatan Koto Balingka, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Daerah yang berpenghuni 125 kepala keluarga itu hingga saat ini masih berstatus terisolir.

Jalan menuju kampung Rura Patontang berjarak sekitar 5 kilometer dari aspal hitam. Sepanjang 2 kilometer jalan bertanah kondisi rusak parah dengan lebar 3-3,5 meter.

Kendaraan roda empat biasapun tidak bisa sampai ke kampung yang mata pencarian sebagian besar masyarakat dari sektor pertanian. Bisanya hanya memakai kendaraan roda empat doble gardan dan kendaraan roda dua.

Diperparah lagi dengan kondisi dua jembatan yang tidak layak ditempuh dan rawan ambruk karena hanya terbuat dari papan dan batang kelapa.

Bupati Pasaman Barat Yulianto saat melintasi jembatan menuju Rura Patontang yang rusak dan butuh perbaikan, Rabu (11/6/2025).

Keterbatasan Dari Segala Aspek

Selain akses infrastruktur yang tidak layak, Rura Patontang juga mengalami segala keterbatasan mulai dari akses kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Fasilitas kesehatan hanya ada hanya satu yakni polindes dengan bidan jorong. Hal itu mengakibatkan masyarakat yang sakit terpaksa di bawa ke luar dengan cara ditandu berjalan kaki dan tak jarang meninggal dunia dalam perjalanan.

"Karena akses jalan dan jembatan cukup parah mengakibatkan warga yang sakit parah terpaksa ditandu berjalan kaki sepanjang 5 kilometer membawa ke puskesmas kecamatan. Tak jarang meninggal dunia diperjalanan dan melahirkan di tengah jalan," kata Plt Kepala Jorong Rura Patontang Abd Rahman.

Menurutnya dengan akses infrastruktur yang belum merdeka membuat masyarakat kesulitan di segala aspek.

Belum lagi masalah pendidikan, di daerah itu hanya ada satu sekolah dasar (SD). Untuk melanjutkan sekolah ketingkat berikutnya SLTP terpaksa keluar kampung yang berjarak sekitar 16 kilometer atau menempuh perjalanan sekitar 40 menit dengan medan jalan yang rusak.

"Anak-anak yang sekolah ditingkat SLTP di Silaping Kecamatan Ranah Batahan atau di Aek Nabirong terpaksa tinggal disana atau mengontrak rumah (ngekos) karena tidak memungkinkan bolak balik ke Rura Patontang setiap hari," kata Abd. Rahman.

Secara ekonomi pun masyarakat Rura Patontang merasakan kesulitan akibat infrastruktur jalan yang tidak layak.

Secara aspek ekonomi warga Rura Patontang menyebut istilah "menjual murah, membeli mahal".

Artinya, masyarakat Ruta Patontang menjual hasil pertanian kepada pedagang pengumpul yang datang dengan harga murah di bawah pasaran yang ada.

Seperti menjual karet, jika harga di luar Rp8.000 per kilogram maka jika dijual di pedagang pengumpul yang datang harganya cuma Rp6.000 per kilogram. Begitu juga dengan harga hasil pertanian lainnya.

"Membawa keluar masyarakat tidak sanggup karena sulit dan biaya tinggi karena medan jalan yang rusak. Jika membeli kebutuhan juga tinggi dibandingkan harga pasaran," katanya.

Apalagi harga bahan bangunan. Jika satu sak semen di luar Rura Patontang harga Rp85 ribu maka sampai di Rura Patontang menjadi Rp100 ribu. Harga pasir jika harga normal satu mobil Rp700 sampai di Rura Patontang menjadi Rp1, 2 juta.

"Terpenting yang kami harapkan adalah memerdekakan akses transportasi kami. Terutama pembangunan dua unit jembatan dan perbaikan jalan," harapnya.

Harapan yang sama dikatakan Pj Wali Nagari (Kepala Desa) Pamatang Panjang, Herman P. Menurutnya pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat harus memperhatikan khusus daerah Rura Patontang di segi akses transportasi, kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

"Dengan kunjungan bupati, wakil bupati, sekda ,ketua TP-PKK, ketua GOW dan sejumlah kepala organisasi perangkat daerah serta ikatan dokter Pasaman Barat pada Rabu (11/6) kemarin bisa menjadi harapan perbaikan kedepannya," kata Herman.

Camat Koto Balingka Makmur juga mengharapkan asa dan harapan masyarakat Rura Patontang segera dapat terwujud.

Dokter dan tenaga medis saat memberikan pelayanan kepada warga Ruta Patontang, Rabu (11/6/2025). ANTARA/Altas Maulana.

Berikan Pengobatan Gratis

Menyikapi dan mendengar keluhan masyarakat Rura Patontang. Pemkab Pasaman Barat langsung bergerak memberikan layanan pengobatan gratis dengan menghadirkan enam dokter spesialis dan dokter umum pada Rabu (11/6).

Kegiatan yang berkolaborasi dengan Ikatan Dokter Indonesia Cabang Pasaman Barat ini memberikan layanan kesehatan sehari penuh dan akan berlanjut secara berkala.

Bupati Pasaman Barat Yulianto didampingi Wakil Bupati M.Ihpan, Pj Sekda Doddy San Ismail bersama sejumlah perangkatnya langsung turun melihat dan merasakan derita puluhan tahun warga Ruta Patontang.

Menurut Yulianto Jorong Rura Patontang merupakan daerah yang saat ini masih terisolir dengan segala keterbatasan.

Baik dari segi infrastruktur jalan, jembatan dan juga keterbatasan akses kesehatan dan pendidikan.

Untuk itu, katanya, pihaknya bersama IDI didukung oleh komunitas off road Pasaman Barat sengaja memberikan layanan pengobatan gratis langsung ke masyarakat.

"Kami menghadirkan langsung dokter umum dan spesialis ke Rura Patontang juga langsung menyediakan obat-obatan. Ini juga dalam rangka 100 hari kerja kami di bidang kesehatan," katanya.

Pihaknya akan mengagendakan kegiatan pelayanan kesehatan ini secara rutin kedepannya termasuk ke daerah-daerah terisolir lainnya.

"Kondisi jalan yang tidak memadai membuat masyarakat Rura Patontang kesulitan untuk memperoleh akses kesehatan. Kami hadir di tengah mereka," katanya.

Terkait infrastruktur jalan dan jembatan, katanya, pihaknya akan memprioritaskan kedepannya agar masyarakat tidak kesulitan lagi dari segi infrastruktur.

"Hari ini saya merasakan sendiri betapa sulitnya jalan menuju Rura Patontang. Kedepannya akan menjadi perhatian khusus untuk perbaikannya," tegasnya.

Dia juga mengatakan telah membuat proposal pengajuan anggaran pembangunan ke pemerintah pusat agar dianggarkan untuk Rura Patontang dan daerah lainnya.

Wakil Bupati Pasaman Barat M.Ihpan menambahkan kepada jorong, wali nagari (kepala desa) dan camat agar selalu berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten agar kedepannya pembangunan dapat dilaksanakan.

"Ini secara bertahap akan menjadi prioritas kita kedepannya," tegasnya.

Antusias Warga Peroleh Pengobatan Gratis

Layanan kesehatan berupa pengobatan gratis yang dilakukan pertama sekali oleh Pemkab Pasaman Barat di Ruta Patontang mendapat sambutan luar biasa dari warga.

Tak kurang 101 orang warga memperoleh pengobatan gratis. Adapun layanan yang diberikan berupa pemeriksaan kesehatan, tensi, gula darah, pemeriksaan kandungan, screening TB dan penyakit lainnya.

"Kita langsung memberikan obat kepada warga. Antusias warga cukup tinggi karena mereka mengatakan baru kali ini memperoleh layanan kesehatan yang lengkap karena sejumlah dokter spesialis di datangkan," kata Ketua IDO Cabang Pasaman Barat Oktaherminiza.

Pada layanan pengobatan gratis itu IDI Cabang Pasaman Barat mendatangkan enam dokter spesialis yakni dua orang dokter spesialis bedah, satu orang dokter spesialis anak, satu orang dokter spesialis penyakit dalam, satu orang dokter spesialis kandungan dan satu orang spesialis neurologi.

Juga membawa empat dokter umum sebagai dokter pendukung. Juga menyediakan obat-obatan dan peralatan medis lainnya.

Camat Koto Balingka Makmur mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Pasaman Barat yang telah memberikan layanan pengobatan gratis.

"Ini perdana dirasakan warga Rura Patontang. Ada harapan kedepannya berlanjut sehingga hak dasar warga memperoleh layanan kesehatan yang layak dapat terpenuhi," ujarnya.

Salah seorang warga Rura Patontang Lora (32), mengaku sangat senang dapat menerima layanan pengobatan gratis dari dokter umum hingga dokter spesialis.

Menurutnya, Rura Patontang yang dihuni sekitar 125 kepala keluarga sangat kesulitan mendapatkan akses layanan medis selama ini

"Terima kasih kepada Pemkab Pasaman Barat dan kepada dokter yang berkunjung khususnya dokter spesialis. Akses ke sini cukup susah, bahkan ibu melahirkan harus menggunakan tandu menuju layanan kesehatan terdekat," sebutnya.

Warga Rura Patontang berharap bisa "merdeka". Merdeka dari keterisoliran. Merdeka secara infrastruktur, kesehatan, pendidikan dan ekonomi.

Wakil Bupati Pasaman Barat M.Ihpan menyerahkan bantuan dan santunan kepada anak yatim piatu di Jorong Rura Patontang, Rabu (11/6/2025). ANTARA/Altas Maulana.


Uploader: Jefri Doni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.