Lubuk Basung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat menyiapkan sebanyak 23 Puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya untuk mendukung program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dalam rangka mencegah penyakit secara dini yang diderita masyarakat.
"Ke 23 Puskesmas di Agam siap melaksanakan program ini dengan baik dan memastikan seluruh fasilitas kesehatan siap melayani masyarakat," kata Sekretaris Daerah Agam Edi Busti di Lubuk Basung, Rabu.
Ia mengatakan PKG merupakan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi masyarakat yang sedang berulang tahun, yang dapat dimanfaatkan mulai dari tanggal ulang tahunnya hingga 30 hari setelahnya.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pemeriksaan kesehatan sejak dini guna mencegah berbagai penyakit serius.
Hasil survei kesehatan Indonesia 2023 menunjukkan bahwa sebagian besar kematian di Indonesia sebenarnya dapat dicegah.
Namun, rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala menyebabkan angka kematian tetap tinggi.
Untuk itu, PKG diharapkan menjadi solusi strategis dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui deteksi dini penyakit.
"Program PKG merupakan bagian dari visi Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Visi tersebut akan diwujudkan dengan delapan misi yang disebut Asta Cita, salah satunya adalah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) yang sehat, produktif, dan berdaya saing secara global," katanya.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Agam, Hendri Rusdian berharap program ini mendapat dukungan penuh dari semua pihak, karena pemerintah setempat telah didukung oleh Kementerian Kesehatan melalui anggaran serta penyediaan alat dan bahan habis pakai.
Namun, partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan layanan ini secara mandiri sangat diharapkan agar tujuan program ini dapat tercapai secara optimal
"Mari datang ke pusat pelayanan dalam memeriksa kesehatan," katanya.
Data menunjukkan bahwa 21,5 persen balita mengalami stunting, 8,5 persen mengalami wasting, dan 0,37 persen memiliki penyakit jantung bawaan.
Sedangkan prevalensi merokok pada anak usia 10-18 tahun mencapai 7,4 persen, dan anemia dialami oleh 15,6 persen remaja putri tingkat SLTP/MTs.
Selain itu, 33,6 persen penduduk usia 20 tahun ke atas memiliki aktivitas fisik yang rendah, 30,92 persen merokok, dan 23,4 persen mengalami obesitas.
"Fakta ini menunjukkan perlunya intervensi kesehatan yang lebih masif dan berkelanjutan," katanya.