Pariaman (ANTARA) - Sikap rendah hati dan saling menghargai yang dimilili Nabi Muhammad SAW perlu untuk diteladani dan diimplementasikan oleh seluruh umat manusia di penjuru bumi ini.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Sumatera Barat (Sumbar) nomor urut 1, Vasko Ruseimy saat menghadiri kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Zikir Syarafal Anam (Manduo Baleh) yang dilaksanakan Jamaah Surau Jambatan atau Musala Nurul Hikmah, Desa Tanjung Sabar, Kecamatan Pariaman Utara, Kota Pariaman, Kamis (7/11/2024) siang.
"Maulid Nabi menjadi juga menjadi momentum bagi umat Islam untuk semakin meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dan kecintaan kepada Rasulullah," katanya.
Maulid Nabi, kata Vasko Ruseimy, merupakan waktu yang tepat untuk meningkatkan ibadah kepada Allah.
"Selain pembacaan salawat, kita dianjurkan pula memperbanyak membaca Al-Quran, salat sunah dan berzikir. Amalan-amalan ini dilakukan sebagai bentuk syukur atas kelahiran Nabi Muhammad, yang membawa cahaya Islam ke seluruh dunia.
Vasko Ruseimy juga mengapresiasi masyarakat di Desa Tanjung Sabar yang masih mempertahankan tradisi Manduo Baleh atau Syarafal Anam di momen Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai bentuk implementasi rasa syukur kehadiran Rasulullah.
"Ini tradisi yang harus terus dirawat dan dipertahankan hingga ke generasi penerus, karena dengan melestarikanlah kita tak akan kehilangan identitas. Kami bersama Buya Mahyeldi akan terus mendukung, ini sudah menjadi komitmen kami," katanya.
Kegiatan Syarafal Anam atau Manduo Baleh, kata Vasko, merupakan tradisi turun temurun semenjak ratusan tahun lalu saat Maulid Nabi Muhammad SAW.
"Kegiatan ini untuk mempererat hubungan silaturahmi antar warga daerah. Kegiatannya berupa malamang, zikir dan tausiyah atau pengajian," katanya.
Pada kesempatan itu, Vasko Ruseimy juga meminta masyarakat untuk meneladani sikap istiqamah, sabar dan rendah hati yang dimiliki Rasulullah.
"Banyak serangan dan fitnah yang ditujukan kepada kita, terutama di tahun politik ini. Kita tidak usah menghiraukan, kita fokus saja kepada apa yang sudah menjadi kemantapan hati. Lebih baik kita fokus menerangkan cahaya kita sendiri dari pada sibuk menghabiskan energi untuk memadamkam api orang," tuturnya. (*)