Mubaligh Hasan Zaini:Maknaibencana untuk instrospeksi diri

id Pemkot sawahlunto

Mubaligh Hasan Zaini:Maknaibencana untuk instrospeksi diri

Mubaligh yang juga Guru Besar UIN Muhammad Yunus Batusangkar dan mantan Wakil Bupati Sijunjung Prof. Hasan Zaini, MA, menyampaikan khutbah terkait makna bencana dari sudut pandang Islam, Senin. (Antarasumbar/Yudha Ahada)

Sawahlunto (ANTARA) - Mubaligh Prof. Hasan Zaini, MA, mengajak umat Islam di Kota Sawahlunto, Sumatera Barat untuk mengambil makna spiritual dari kejadian bencana yang terjadi beberapa waktu lalu di kota itu.

"Selama ini mungkin yang sudah kita perhatikan dan kaji adalah makna secara ilmiah, secara sosial dan alam dari bencana-bencana tersebut. Namun sebagai umat Islam, kita juga harus peka, harus mampu melihat dan memaknai kejadian itu dari kacamata agama, dari tinjauan syariat Islam," kata Hasan Zaini, saat mengisi khutbah shalat Ied Idul Adha di Lapangan Ombilin Sawahlunto, Senin.

Ia menyebut dalam Islam kejadian bencana dijadikan sebagai momen untuk bermuhasabah, yakni mengintropeksi dan mengevaluasi diri dalam hubungan kepada Allah dan hubungan kepada sesama makhluk Allah/lingkungan.

"Bencana bisa diibaratkan sebagai media dari Allah untuk memberi alarm/warning kepada manusia, berarti ada sesuatu yang perlu dievaluasi dalam menjalankan kehidupan," kata Prof. Hasan Zaini, MA, yang merupakan guru besar UIN Muhammad Yunus Batusangkar sekaligus mantan Wakil Bupati Sijunjung pada periode 2000-2005.

Makna lainnya, dijelaskan Hasan Zaini bencana juga menjadi kasih sayang Allah untuk memberi manusia peringatan, atau supaya jangan terlalu lalai karena larut dalam euforia kehidupan yang berlebihan.

"Maka itu, menyikapi adanya kemaren bencana banjir dan longsor di Sawahlunto ini, termasuk juga secara lebih luas di Provinsi Sumbar ada erupsi gunung, banjir bandang dan lain-lain, perlu kita bersama-sama mengintropeksi diri. Bagaimana kita membatasi diri terhadap perbuatan-perbuatan yang tidak diridhoi Allah," katanya.

Ia menjelaskan, selain mengintropeksi diri dengan meningkatkan amal ibadah, juga penting untuk meningkatkan sikap menjaga lingkungan dari perbuatan-perbuatan yang beresiko menjadi penyebab bencana.

"Dalam Islam sudah dikatakan bahwa timbulnya kerusakan di bumi itu karena ulah manusia. Jadi untuk mengantisipasi bencana, salah satunya adalah manusia harus sadar dan mampu menahan diri dari perbuatan yang merugikan diri sendiri dan merugikan alam lingkungan sekitarnya," ujar dia merinci.

Penjabat (Pj) Wali Kota Sawahlunto Fauzan Hasan menyampaikan terima kasih dan apresiasi terhadap materi khutbah yang disampaikan khatib Hasan Zaini itu.

"Dalam khutbah tadi relevan dengan kondisi masyarakat Sawahlunto yang sebulan kemaren dilanda bencana banjir dan longsor. Alhamdulillah sudah tertangani dengan baik bencana itu, namun sekarang kita perlu memaknai dan mengevaluasi dari kacamata syariat Islam atas bencana yang telah terjadi tersebut," katanya.