Padang (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Padang, Sumatera Barat, Andree Harmadi Algamar menilai program Sekolah Lapangan Iklim (SLI) yang diinisiasi oleh Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bersama Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Provinsi Sumatera Barat dapat meningkatkan pengetahuan petani.
"Melalui program ini, petani mendapatkan pengetahuan baru yang bisa diterapkan untuk meningkatkan hasil tani," katanya di Padang, Selasa.
Program yang diterapkan pertama kali di Kota Padang itu diaplikasikan melalui Kelompok Tani Faperta di RT 3 RW 1, Kelurahan Batu Gadang, Kecamatan Lubuk Kilangan.
Program ini ditandai dengan penanaman benih padi perdana oleh Pj. Wali Kota Padang bersama Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Barat Heron Tarigan, Kepala UPTD BPTPH Dinas Perkebunan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sumatera Barat (DPTPH-Sumbar) Afnelly, Kadis Pertanian Yoice Yuliani, dan Camat Lubuk Kilangan Afrialdi Masbiran.
"Kami mengapresiasi program ini karena dapat meningkatkan keterampilan para petani untuk beradaptasi dengan dengan perubahan iklim di lingkungannya, sekaligus untuk menjaga ketahanan pangan," ujarnya.
Ia menambahkan program SLI diharapkan dapat mengurangi dampak buruk kejadian ekstrem cuaca (el nino) yang dapat mengakibatkan penurunan produksi pertanian. Selain itu juga dapat mengendalikan dan meminimalkan alih fungsi lahan sawah di Kota Padang.
"Kota Padang hingga saat ini masih ketergantungan suplai bahan kebutuhan pokok dari daerah tetangga. Untuk itu melalui program SLI dapat meningkatkan produksi pangan di Kota Padang. Dengan meningkatnya hasil pertanian maka perekonomian masyarakat juga akan meningkat," katanya.
Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Sumatera Barat Heron Tarigan mengatakan, melalui program SLI ini nantinya para petani akan diberikan pengetahuan mengenai klimatologi, iklim dan tanaman, iklim dan OPT serta pengamatan dan praktek seperti pengamatan kondisi iklim, fenologi tanaman dan hama penyakit tanaman yang dominan.
"Program SLI ini akan berlangsung selama satu musim tanam. Diperkirakan nanti akan berakhir pada September 2024, dengan jumlah peserta sebanyak 30 orang. Mudah-mudahan kegiatan ini berjalan dengan lancar dan dapat meningkatkan penghasilan petani," ucapnya.