BSMI Sumbar salurkan bantuan bagi korban banjir bandang Pesisir Selatan

id Bsmi, banjir Sumbar, dampak banjir

BSMI Sumbar salurkan bantuan bagi korban banjir bandang Pesisir Selatan

Tim Kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Sumatera Barat menyalurkan bantuan bagi korban banjir di Kabupaten Pesisir Selatan. (Antara/HO-Humas BSMI).

Padang (ANTARA) - Tim Kemanusiaan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Sumatera Barat merangsek masuk ke Kampuang Tanjuang, Lubuak Ganggu, Duku Utara, Kecamatan Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan.

"Kami mendapat informasi bahwa ada daerah yang terparah dilanda banjir bandang namun aksesnya baru saja terbuka setelah tiga hari warga terisolasi," kata Ketua BSMI Sumatera Barat Dr. Fitria Heny di Padang, Senin.

Menyikapi kondisi tersebut, BSMI mengumpulkan tim dan langsung bergerak menuju lokasi yang dipandu tim dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas Baruang-Baruang Balantai.

Bantuan disalurkan BSMI berupa 100 nasi bungkus, air mineral, mi instan, telur, minyak goreng dan pakaian dalam dewasa serta pampers bayi. Selain itu, organisasi kemanusiaan itu mengobati korban banjir. Sebagian besar korban menderita penyakit maag, infeksi saluran pernapasan atas (ispa) hingga patah tulang.

Sebagaimana diketahui, hujan lebat yang melanda seluruh wilayah Sumatera Barat pada Kamis (7/3/2024) menimbulkan banjir dan longsor di beberapa titik. Salah satu daerah terdampak paling parah ialah Kabupaten Pesisir Selatan.

Menurut Kepala BPBD Kabupaten Pesisir Selatan Doni Gusrizal hingga Sabtu malam (9/3) tercatat 23 warga yang hilang. 18 di antaranya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Akses Padang-Tarusan yang terputus akibat badan jalan yang runtuh, baru bisa dibuka pada Sabtu (9/3/2024) setelah tim BPJN melakukan pembuatan akses darurat.

Terbukanya akses tersebut memungkinkan bantuan kemanusiaan dibawa ke lokasi terdampak paling parah yaitu Kampuang Tanjuang, Lubuak Ganggu, Duku Utara tersebut. Walaupun demikian, untuk mencapai lokasi, tim BSMI harus masuk melalui jalan irigasi yang sempit dan kemudian dilanjutkan dengan berjalan kaki selama 15 menit. Lumpur sepanjang jalan yang dilewati masih setinggi lutut orang dewasa disertai batu-batu besar.

BSMI Sumbar berharap pemerintah segera turun membantu warga yang masih terisolasi. Air bersih, makanan siap santap, pakaian, dan pulihnya aliran listrik sangat mereka butuhkan. Korban yang menderita patah kaki akibat terjepit batu, memerlukan bantuan lebih lanjut.

Berikutnya, untuk pemulihan lokasi perlu dilakukan pembersihan rumah-rumah warga dari timbunan lumpur dan batu-batu besar. Hingga saat ini diperkirakan kondisi tebing di sekitar lokasi masih rawan untuk longsor kembali jika terjadi hujan lebat.