Painan (ANTARA) - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Barat, Rita Diana, mengatakan sepanjang tahun 2023, produksi padi dan beras Kabupaten Pesisir Selatan tertinggi dibandingkan daerah lainnya di Sumbar.
Rita mengatakan berdasarkan hasil survei Kerangka Sampel Area (KSA), produksi padi Pesisir Selatan mencapai 191.409 ton, naik 29.771 ton atau 18.42 persen dibandingkan dengan produksi sepanjang 2022 yang sebesar 161.639 ton.
“Meski diperkirakan pada musim panen Oktober-Desember 2023 terjadi sedikit kontraksi, tapi selisihnya tidak banyak," kata Rita, Jumat (24/11).
Berdasarkan hasil survei produksi tertinggi terjadi pada Maret dan yang terendah pada Agustus. Metodologi KSA yang digunakan BPS telah mendapat pengakuan Lembaga Penelitian dan Ilmu Pengetahuan (LIPI). Rita menyebut peningkatan produksi sejalan dengan bertambahnya luas panen sebesar 28,27 persen dari 28.799 hektare selama musim 2022 menjadi 36.194 hektare sepanjang tahun ini.
Capaian tersebut mengalahkan peringkat produksi gabah dan beras Kabupaten Solok yang pada 2022 menempati posisi paling tinggi, dengan 179.316 ton dan kini hanya 182.557 ton. Selain itu juga melampaui produksi gabah Kabupaten Tanah Datar yang sebelumnya menempati posisi kedua setelah Kabupaten Solok, dengan realisasi tahun lalu sebesar 169.881 ton dan kini 184.309 ton.
Ia juga menyampaikan tiga daerah dengan produksi terendah di Sumatera Barat di 2023 adalah Bukittinggi, Padang Panjang dan Mentawai. Menurutnya, jika dilihat dari realisasi Pesisir Selatan tahun ini berkontribusi di atas 10 persen terhadap total produksi gabah di Sumatera Barat yang ditaksir mencapai 1.457.502 ton.
Rita meyakini peningkatan produksi gabah berdampak positif terhadap produksi beras yang juga turut mengalami kenaikan menjadi 110.830 ton. Naik 17.238 ton atau 18.42 ton dari tahun lalu yang 93.592 ton.
Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Peternakan Pesisir Selatan, Madrianto, mengatakan pihaknya terus melakukan upaya ekstensifikasi dan intensifikasi produksi. Untuk ekstensifikasi pemerintahan kabupaten menambah jaringan irigasi, sehingga luas tanam semakin meningkat. Sedangkan upaya intensifikasi adalah menyiapkan bibit unggul dan penyuluhan yang lebih baik.
"Kami komitmen soal produksi, apalagi sektor pertanian, khususnya tanaman pangan kini masih menjadi tulang punggung ekonomi daerah," kata Madrianto.