Perusahan sawit dukung program Pasaman Barat turunkan stunting dan kemiskinan

id Perusahan sawit pasbar,berita pasbar,berita sumbar,stunting pasbar

Perusahan sawit dukung program Pasaman Barat turunkan stunting dan kemiskinan

Bupati Pasaman Barat Hamsuardi saat mengadakan pertemuan dengan sejumlah perusahaan kelapa sawit dalam upaya kolaborasi penurunan angka stunting dan pemberantasan kemiskinan. Antara/Altas Maulana.

Simpang Empat (ANTARA) - Sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatra Barat mendukung program Pemkab setempat menjalankan program penurunan angka stunting dan memberantas kemiskinan melalui corporate social responsibility (CSR).

Perwakilan PT. PTPN VI Markas Fifi di Simpang Empat, Jumat, mengatakan pihaknya siap mendukung Pemkab Pasaman Barat dalam upaya menurunkan angka stunting dan kemiskinan.

Pihaknya juga telah menjalankan berbagai program sosial yakni bidang sosial. Pemberian paket asupan gizi untuk delapan anak stunting di daerah Sarik Kinali dan 16 orang di Kinali.

Kemudian salah seorang pimpinan Pabrik Kelapa Sawit Sari Buah Sawit oleh Ahmad Adlan pihaknya menyatakan dukungan terhadap program Pemkab itu.

"Kita juga telah melakukan pada aspek

keagamaan, pendidikan dan agama. Kedepannya tentu akan disinkronkan dengan program Pemkab," ujarnya.

Hal yang sama dikatakan perwakilan perusahaan perkebunan PT. Laras Internusa (LIN) dan PKS Agro Andalas Industri.

"Kami juga telah mengakomodir pekerja rentan yang ada di perusahan selain kegiatan lainnya," katanya.

Saat ini Pemkab Pasaman Barat mengandeng perusahaan kelapa sawit di daerah itu untuk berkolaborasi menurunkan angka stunting dan kemiskinan yang masih tinggi daerah itu.

Bupati Pasaman Barat Hamsuardi di mengatakan stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama.

Hal itu mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah, pendek, kerdil dari standar usianya.

"Kekurangan gizi kronis terjadisejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun," katanya.

Menurutnya berdasarkan data elektronik- Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM) Februari 2023 terdapat 5.438 balita stunting di Pasaman Barat.

Sedangkan berdasarkan publikasi survei status gizi (SSGI) tahun 2023 angka prevalensi stunting Pasaman Barat berada pada angka 35,5 persen.

"Stunting merupakan isu lintas sektor yang memerlukan kerja kolaboratif cerdas dalam menyelesaikannya baik pemerintah, akademisi, media, masyarakat dan badan usaha, harus mengambil peran terhadap target pencapaian isu nasional itu," ujarnya.

Ia mengharapkan pelaku usaha baik pabrik kelapa sawit maupun perkebunan kelapa sawit di Pasaman Barat harus secara bersama-sama dengan pemerintah daerah untuk mengarahkan sebagian dana kewajibannya Corporate Social Responsibility (CSR). ***3***